Bersalam salaman sambil saling mendoakan selesai sholat Idul Adha. Sumber: lensaindo.com
Lagi-lagi terjadi perbedaan hari raya Idul Adha di Indonesia, antara pemerintah dengan organisasi Islam, Muhammdiyah, heran bin ajaib. Kalau penentuan jatuhnya bulan ramadhan memang melihat bulan, kapan dimulai dan berakhirnya ramadhan. Tapi untuk Idul Adha atau yang sering disebut Lebaran Haji, gampangnya tinggal menginduk ke Saudi Arabia, mengapa? Karena Haji itu Arafah, maka bila Wukuf di Arafah, yang jatuh setiap tanggal 9 Dzulhijah, otomatis hari esoknya tanggal 10 Dzulhijah atau Lebaran Haji.
Kebetulan Wukuf di Arafah pada tahun ini bertepatan dengan hari Jum'at , 3 Oktober 2014, dengan demikian Lebaran Haji atau Hari Raya Idul Adha, jatuh pada hari berikutnya yaitu tanggal 4 Oktober 2014. Makanya di Saudi Arabia dan dan mayoritas negara di seluruh dunia melaksanakan  Sholat Idul Adhanya pada Hari Sabtu tanggal 4 Oktober 2014, bukan hari Minggu tanggal 5 Oktober 2014 sperti di Indonesia! Jadi memang aneh juga pemerintah kita, Indonesia, jelas-jelas Haji itu Arafah, bukan melihat bulan, seperti penentuan bulan Ramadhan. Namun seperti biasa, perbedaan cara pandang jangan membuat kaum muslimin jadi bentrok, mari tetap saling menghargai perbedaan tersebut.
Untung, ya masih untung, Sholat Idul Adha itu bukan Wajib, tapi Sunnah, sesuai dengan hukum fiqihnya, sunnah adalah ibadah yang bila dikerjakan mendapat pahala, bila ditinggalkan tak berdosa. Namun Idul Adha adalah sunnah yang setengah wajib, karena dengan Idul Adha, Idul Qurban atau Lebaran Haji adalah syiar Islam ke seluruh penjuru dunia. Lalu bagaimana di Moskow, mari kita baca apa yang terulis di detik.com:
Sebagian besar masyarakat Indonesia merayakan Idul Adha di Tanah Air hari ini. Namun pada Sabtu (4/10) kemarin, WNI di Rusia juga merasakan nikmatnya merayakan hari raya.
Masyarakat Indonesia berkumpul di KBRI Moskow untuk melaksanakan Idul Adha. Mereka adalah staf KBRI dan pekerja serta guru Sekolah Indonesia Moskow dan mahasiswa.
Pelaksanaan Idul Adha di Moskow digelar pada Sabtu (4/10) kemarin. Imam salat Ied adalah Gunawan Witjaksono dan khotibnya Syaripudin Zuhri yang berkotbah tentang manfaat berkurban dan pengorbanan yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim.
"Melalui peringatan Idul Adha, agar kita semua tetap bersatu dan menjaga tali silaturahmi sebagai bangsa Indonesia," kata Ketua Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII) Moskow Darmawan Suparno melalui siaran pers, Minggu (5/10/2014).
Usai melakukan salat Ied, giliran kuliner khas Nusantara menjadi santapan para jamaah. Sebut saja ketupat, ayam opor, telur balado hingga kue kering khas Indonesia disajikan.
"Tentu saja sajian khas Indonesia dimaksud semakin menambah kehangatan suasana perayaan Idul Adha di negeri rantau yang jauh dari Tanah Air," kata Darmawan yang juga menjabat sebagai Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Moskow.
"Meskipun diperingati dalam suasana awal musim dingin namun bukan merupakan halangan untuk Umat Muslim Indonesia untuk melaksanakan sholat Idul Adha di KBRI Moskow" ujar Nugroho Setyadie, Wakil Kepala Perwakilan RI, yang saat ini menjadi KUAI KBRI Moskow.
[caption id="attachment_327648" align="aligncenter" width="300" caption="Beginilah kaum muslimin Rusia tatkala sholat Idul Adha atau Idul Fitri, masjid tak mampu menampung, apa lagi masjid di Propsek Mira yang sedang direnovasi total. Sumber: englishrussia.com"]
Begitu yang tertulis di detik.com, dan memang menjelang musim dingin atau di musim gugur di Rusia suasana sudah mulai serba gelap, pergi gelap, pulang kantorpun mulai agak gelap, belum gelap pekat seperti di musim dingin Desember mendatang, karena sesekali Matahari masih muncul dan menampakan dirinya, namun rasa panasnya mulai berkurang, jadi ada Matahari tapi sudah mulai terasa dingin, beda jika Matahari bersinar di musim panas, panasnya terasa seperti di Indonesia.
Kembali ke Hari raya Idul Adha, kebetulan kantor perwakilan dekat dengan Masjid Tartar atau Masjid Historis, masjid yang hanya satu blok dari kantor, yang setiap hari  Raya Idul Adha atau Idul Fitri jamaahnya akan membludak, makanya jalan-jalan di sekitar masjid tersebut langsung ditutup oleh polisi, jadi jalan Novokuzetskaya, Balshoi Tartarskaya dan sekitarnya ditutup, jadi bila mobil menuju arah ke Masjid Tartar yang letaknya di jalan Balshoi Tartarskaya ini dialihkan atau "dibuang" ke jalan lain, sehingga banyak warga WNI yang terpaksa berputar putar untuk sholat Idul Adha di kantor.
Jadi memang semangat muslimin di Rusia itu benar-benar teruji, mengapa? Jangankan baru musim gugur, di musim dinginpun mereka tetap sholat Idul Adha atau Idul Fitri, yang tak kedapatan di dalam masjid terpaksa mereka di luar, di tengah dingin yang membekukan, bahkan kalau di musim dingin di tengah-tengah guyuran saljupun mereka sholat, luar biasa.
[caption id="attachment_327650" align="aligncenter" width="300" caption="Duduk santai setelah menjalan sholat Idul Adha sambil berbagai cerita tentang berbagai keadaan. Foto: Dokumen pribadi."]
Makanya kalau mau dibandingkan dengan tantangan sholat Idul Adha di Indonesia, sepertinya belum apa-apa. Paling-paling kalau di Indonesia hujan tantangannnya, yang biasanya otomatis bubar atau sholatnya di masjid, padahal sunnahnya bila Idul Adha atau Idul Fitri di lapangan terbuka, sebagai syiar Islam, tapi kalau hujan, biasanya lapangan becek, siapa mau sholat becek-becek, dan sejadah pun bisa basah.
Beda dengan di Rusia, walau salju turun di Musim dingin, dan sholat Idul Adha tetap di luar, bagi yang tak kebagian tempat di dalam masjid, dan mereka tetap sholat Idul Adha atau Idul Fitri di luar. Itulah tantangan sholat idul Fitri atau Idul Adha di Rusia. Namun sekali lagi puluhan ribu jamaah terus saja berbondong-bondong mendatangi masjid-masjid di Moskow, seperti masjid Tartar, masjid Sementara di Prosopek Mira, sedang dalam ren0vasi total, sudah saya tulis sebelumnya di ruang ini, masjid di Borodino, Masjid Yarjam dan lain sebagainya. Masjid di Moskow tak mampu menampung jamaah muslim di Moskow, yang sudah berjumlah kurang lebih 1 juta orang, bandingkan dengan jumlahnya hanya berkisar 5 masjid saja!
Berkali kali mufti Rusia mengadakan petisi untuk mengadakan pembangunan masjid baru, tapi sudah bertahun-tahun tak ada tanggapan yang positif, jadi siapa bilang diskriminasi hanya terjadi di Indonesia? Biasa bila soal agama, di mana-mana terjadi hal yang demikian, makanya perlu adanya perjuangan. Dan perjuangan dalam Islam bernilai jihad, dan jihad itu tak hanya dalam perang, tapi juga dalam damai, yaitu menegakkan kebenaran dan memberantas kemungkaran.
Jadi tantangan untuk beribadah ada di mana-mana, termasuk di Rusia, di Rusia selain masalah politik, tempat, namun juga cuaca atau iklim, menjadi tantangan sendiri bagi keimanan. Hal tersebut juga berlaku saat melaksanakan sholat Idul Adha seperti ini, termasuk dengan pemotongan hewan Korban, tak bisa ditempat yang mau korban, tapi di rumah pemotongan hewan. Jadi tak sebarang tempat, tak semudah seperti melaksanakan korban di Indonesia. Begitulah kelebihan dan kekurangan di masing-masing negara, saat melakasanakan Ibadah, termasuk melaksanakan sholat Idul Adha dan memotong hewan Korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H