Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

10 Alasan Redenominasi Ditolak

21 Desember 2014   20:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:47 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14191434961217904401

[caption id="attachment_342461" align="aligncenter" width="300" caption="Redenominasi, 1000 menjadi 1, asiknya Rupiah terlihat perkasa terhadap Dollar, 1$ hanya Rp 12 saja. Sumber: sabilarosyad.com"][/caption]

Redenominasi istilah yang membuat harapan sekaligus membuat was-was, menjadi harapan bila redemoninasi ini berhasil, namun redenominasi akan membuat was-was bila gagal diterapkan, artinya yang seharusnya infilasinya dapat ditekan karena kebijakan redenominasi, justru semakin menggila inflasinya. Hal ini pernah terjadi di Korea Utara, Brazil, Zimbabwe dan lain sebagainya. Di Rusia juga pernah menggunakan kebijakan ini, dengan menghapus tiga nol pada nilai nominal uang mereka, sehingga yang tadinya 100o rubel menjadi 1 rubel saja.

Jadi kalau tak ada kebijakan redenominasi di Rusia waktu itu, 1 dollar kursnya sekarang ini menjadi kurang lebih tertulis 56.000 rubel! Tapi karena ada kebijakan tersebut, maka kurs tertulis menjadi 1$ sama dengan 56 rubel saja. Nah kalau Indonesia menggunakan kebijakan redenominasi nilai rupiah akan terlihat perkasa, mengapa? Karena yang tadinya tertulis 1$ kursnya kurang lebih Rp.12.000, menjadi hanya Rp 12 saja, hebat bukan! Lalu mengapa kebijakan redenominasi ( seribu menjadi satu)  di Indonesia belum diperlakukan atau ditolak? Ini alasannya:

1. Ahok akan marah-marah lagi! Karena wilayahnya di Jakarta Utara akan hilang, Kepulauan Seribu hanya menjadi Kepulauan Satu!  Ini bahaya bagi kehidupan masyarakat di Kepulauan Seribu, karena hanya tinggal Kepulauan Satu! Kemana penduduk di pulau lainnya dipindahkan, kalau pulaunya hanya satu?

2. Ahli kartografi, ahli pembuat peta,  akan dibuat repot tujuh keliling, karena akan membuat peta baru, Kepulaun Seribu dihapus dalam peta Dunia, peta Indonesia, peta Pulau Jawa, peta Jakarta, Jakarta Utara dan peta Kecamatan Pulau Seribu, semuanya diganti menjadi Kepulauan Satu!

3. Tukang buah-buah ikut protes, mereka tidak bisa lagi menjajakan Pisang Seribu, karena sudah menjadi Pisang Satu! Teriaknya juga menjadi tak lazim, Pisang Seribu menjadi Pisang Satu!

4. Kawan-kawan kita di Sumatera Utara juga ikut menolak, karena marganya ada yang hilang! Marga Pasaribu menjadi Marga Satu! Wah ini tak boleh terjadi. Marga itu peninggalan budaya daerah sekaligus peninggalan budaya nasional, yang tetap harus dijaga dan dipelihara atau dilestarikan.

5. Ahli biologipun tak kalah marahnya, binatang Kaki Seribu diganti menjadi binatang Kaki Satu! Coba gimana itu? Kakinya begitu banyak, eh disebut binatang berkaki satu! Ini bertentangan dengan kenyataan dan fakta yang ada.

6. Para ahli pembuat jalan di daerah pegununganpun ikut menolak, kesan indah pada jalan-jalan yang berkeloknya banyak, sehingga disebut jalan Seribu Kelokan, menjadi jalan Satu Kelokan.

7. Ahli arkeologi atau ahli antropologi budaya tak setuju, karena Mataram yang mendapat julukan kota seribu masjid menjadi kota satu masjid! Di Banten akan kehilangan gaya tarik, karena ada masjid yang mempunyai julukan seribu pintu menjadi masjid dengan satu pintu! Di Moskowpun akan tak suka, karena julukannya sebagai kota Seribu Musium menjadi kota Satu Musium.

8. Ahli bahasa dan sastera Indonesia-pun ikut demo jika redenomiasi diberlakukan, jangan-jangan Khairul Anwar bangkit dari kuburnya. Pada puisinya yang berjudul:  " Aku"

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Coba ganti kalimat  terakhir dari puisi di atas: Aku mau hidup seribu tahun lagi, menjadi Aku mau hidup satu tahun lagi. Jelas akan merusak makna puisi tersebut dan ribuan judul buku yang memuat karya Khairil Anwar harus direvisi.

9. Semua negara dan semua kota ikut protes, contoh, semula tertulis Indonesia yang beribu kota Jakarta, diganti menjadi Indonesia bersatu kota, Jakarta!

10. Yang terakhir,  para pembuat kamus pun tak kalah geramnya, karena kamusnya yang semula berjudul keren, menjadi tidak meyakinkan. Coba lihat ini: Kamus Indonesia-Inggris, Inggris-Indonesia 7000 kata, dirubah menjadi Kamus Indonesia-Inggris, Inggris-Indonesia  7 Kata.  Mana ada yang mau beli? Melihat judulnya saja, pembelipun enggan, masa kamus isinya hanya 7 kata saja! I Love Yo....( "u"nya kurang, karena kalau pakai" u "jadi delapan kata)!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun