Mohon tunggu...
Vira Rahmania
Vira Rahmania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FISIP Universitas Prof Dr. Hamka

Saya Vira Rahmania Mahasiswa FISIP Universitas Prof Dr. Hamka, prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Infotainment dalam Perspektif Islam: Memahami Dampak dan Tantangan yang Dihadapi

9 Juli 2023   23:53 Diperbarui: 10 Juli 2023   00:55 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam perkembangan era digital yang pesat, program TV dengan jenis Infotainment jadi bagian penting untuk konsumsi masyarakat dalam mencari hiburan dan informasi.  Tapi, infotainment mendapat tidak sedikit kritik dalam perkembangannya, terutama dari perspektif jurnalistik. Menurut jurnalistik, Infotainment adalah produk jurnalistik yang menyampaikan berita tentang kejadian sehari-hari, tapi dalam mencari kebenaran berita, jurnalis infotaiment mengabaikan etika jurnalistik yang ada. Dalam artikel ilmiah yang berjudul "Indonesian Infotainment in the Perspective of Islamic Law" karya Muhammad Ikhsan dan Azwar Iskandar, disebutkan bahwa Infotainment merupakan gabungan dari kata "informasi" dan hiburan. Makna istilah tersebut kemudian diperdebatkan di kalangan para ahli. Ada yang mengartikan infotaiment adalah informasi dari pelaku entertainment seperti selebritis. 

Program jenis ini menyediakan berbagai jenis konten, seperti gossip artis-artis tanah air, berita terkini, gaya hidup, dan masih banyak lagi. Namun, kita sebagai umat muslim, penting untuk mengkaji program-program ini dari sudut pandang etika komunikasi Islam. Pada artikel ini, saya akan membahas bagaimana program TV jenis Infotainment jika disesuaikan dengan prinsip-prinsip etika komunikasi Islam.  Etika komunikasi islam sudah pasti menekankan pentingnya berkomunikasi secara santun, adil, dan bertanggu jawab. Komunikasi yang baik harus ada nilai-nilai islam yang mendorong sikap saling menghormati, menghindari fitnah, dan menciptakan kebaikan.

Prinsip atau etika komunikasi islam yang terkandung dalam Alqur'an diantaranya: Qaulan Sadidan (jujur, tidak bohong), Qaulan Baligha (jelas, meyakinkan), Qaulan Ma'rufa (perkataan yang pantas dan baik), Qaulan Karimah (perkataan yang mulia), Qaulan Layyina (lemah lembut), dan Qaulan Maysura (mudah diterima). Oleh karena itu, program TV jenis Infotainment perlu menjaga aspek-aspek tersebut agar sesuai dengan etika komunikasi islam. Simak poin-poin berikut untuk memahami lebih dalam dampak dan tantangan yang dihadapi dalam mengkonsumsi informasi dari program TV jenis infotainment.

  • Program TV jenis infotainment harus menjaga kebenaran dan keaslian juga keadilan pada informasi yang disajikan. Mereka harus research dengan cermat dan mendalam sebelum menyampaikan beritanya ke publik. Jika tersebar berita yang tidak benar akhirnya informasi tidak ada pembuktiannya dan sangat amat bertentangan dengan ajaran islam. Program TV jenis infotainment harus berkomitmen untuk menjadi sumber informasi yang bisa dipercaya, sehingga bisa diandalkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat.
  • Program TV jenis infotainment harus memperhatikan privasi dan martabat seseorang. Karena program jenis ini biasanya terlalu fokus pada membahas kehidupan pribadi selebriti tanpa melihat dampak yang mungkin akan timbul. Menyebar gossip atau cerita yang merendahkan martabat seseorang, sudah pasti sangat melanggar etika komunikasi islam. Maka program TV jenis infotainment harus menghormati privasi seseorang dan mempertimbangkan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh publikasi informasi pribadi mereka.
  • Program TV jenis infotainment harus memperlihatkan nilai-nilai positif dan membangun. Karena program jenis ini biasanya cenderung fokus kepada berita yang berbau gossip negatif yang dimana menimbulkan konflik dan kegaduhan. Program TV jenis infotainment bisa saja memberikan ruang yang lebih besar untuk konten yang inspiratif, mendidik, dan memotivasi sebagai sampingan. Misalnya, seperti menyorot kegitan amal yang sedang dilakukan oleh selebriti atau mengangkat isu-isu sosial yang lebih penting. Dengan begitu, program TV jenis infotainment bisa berkontribusi ke masyrakat dalam bentuk yang lebih baik dan menyebarkan pesan-pesan positif kepada pemirsa.
  • Program TV jenis infotainment harus menghindari berita fitnah atau penghakiman yang tidak berdasar. Fitnah adalah Tindakan yang sangat tidak dianjurkan dalam islam, dan program TV jenis ini tidak boleh menjadi alat untuk menyebarkan informasi yang tidak benar atau menyudutkan seseorang tanpa bukti yang kuat. Maka dari itu, program jenis ini harus mengedepankan prinsip keadilan, memberikan ruang begi semua pihak yang terlibat untuk menyampaikan sudut pandang mereka, dan menghindari menarik kesimpulan terburu-buru.
  • Program TV jenis infotainment harus memperhatikan tayangan yang sesuai dengan nilai moral dan etika islam. Beberapa program infotainment seringkali menampilkan konten yang vulgar, tidak pantas, atau mengekspos kehidupan pribadi yang melanggar berlebihan dan akhirnya melanggar batasan-batasan agama. Sebagai program yang diminati berbagai kalangan, maka program ini harus mempertimbangkan sensitivitas agama dan sudah pasti menjaga agar kontennya tidak melanggar nilai-nilai islam.

Dapat kita tarik kesimpulan, bahwa program TV jenis infotainment bisa menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan informasi dan hiburan kepada masyarakat. Tapi, sebagai umat muslim, penting untuk kita lebih memilih program-program yang sesuai dengan etika komunikasi islam. Program TV jenis infotainment harus memperhatikan sensitivitas agama yaitu dengan menyesuaikan prinsip atau etika komunikasi islam yang terkandung dalam Alqur'an yaitu: Qaulan Sadidan (jujur, tidak bohong), Qaulan Baligha (jelas, meyakinkan), Qaulan Ma'rufa (perkataan yang pantas dan baik), Qaulan Karimah (perkataan yang mulia), Qaulan Layyina (lemah lembut), dan Qaulan Maysura (mudah diterima). Dengan cara program TV infotainment harus memperhatikan kebenaran, privasi individu, nilai-nilai positif, penghindaran fitnah, dan moralitas Islam. Dengan begitu, program-program dengan jenis infotaiment bisa menjadi alat yang bermanfaat dalam membentuk masyarakat yang lebih baik dan mempromosikan pesan-pesan yang positif kepada pemirsa.

Sources:

Ikhsan, M., & Iskandar, A. (2021). Indonesian Infotainment in the Perspective of Islamic Law. Jurnal Indo-Islamika, 11(1).

Islami, D. I. (2013). Konsep Komunikasi Islam Dalam Sudut Pandang Formula Komunikasi Efektif. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 12(1), 40-66.

Rahmi, A., & Ristiana, Y. (2018). Program infotainment ditinjau dari etika komunikasi Islam (analisis terhadap Insert Siang di TRANS TV edisi bulan Ramadhan 1437 H). Islamic Communication Journal, 2(1), 100-120.

Saputra, R. (2023). Jurnalisme Infotainment Dalam Perspektif Etika Komunikasi Islam (Study Analisis Pada Tayangan Brownis Trans Tv. Tabayyun: Journal of Journalism, 4(1), 95-122.

Sifa, L. (2019). Ghibah Dalam Entertainment Perspektif Hadis (Aplikasi Teori Double Movement Fazlur Rahman). Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 7(2), 282-298.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun