Mohon tunggu...
Vira Nur azizah
Vira Nur azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

apapun bisa diekspresikan dengan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rumusan Nilai Keislaman dalam Landasan Berkehidupan

6 Oktober 2024   20:42 Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:44 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tauhid (Mengesakan Allah)
Merupakan nilai  Esa dalam totalitas, dzat, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya. Allah adalah dzat yang fungsional. Allah menciptakan,  petunjuk, memerintah dan memelihara alam semestaini, Allah juga menamakan ilmu pengetahuan, membimbing dan menolong manusia. Allah maha mengetahui, maha tunggal. Allah maha terdahulu dan maha menerima segala bentuk pijakan dan penghambaan.
Keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap suatu yang lebih tinggi dari pada alam semesta. Merupakan kesadaran keyakinan kepada yang ghoib (Al-Baqoroh 3; Muhammad 14-15; Al --Alaq, Al-Isra 7).ambah sekelilingnya dalam memahami dan mewujudkan.

Hubungan Manusia Dengan Allah (Hablum Minallah)
Allah adalah segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baik kejadian dan menganugrahkan kedudukan terhormat kepada manusia di hadapan ciptaan-Nya yang lain (Adzariat:
56, Al-A'raf:
179).
Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran . Potensi itulah yang memungkinkan manusia dalam berperilaku harus disertai dengan sikap tawakkal kepada Allah, karena Allah adalah penentu dari segala sesuatu yang ada dan terjadi.

Hubungan Manusia Dengan Manusia (Hablum Minan Nas)
Kenyataan bahwa Allah meniupkan ruh-Nya kepada materi dasar manusia, menunjukkan bahwa manusia berkedudukan mulya diantara ciptaan-ciptaan Allah yang lain. Namun manusia berkedudukan sederajat dengan sesamanya. Kesadaran untuk memikul amanat berat dari Allah sebenarnya ada pada diri setiap manusia, tetapi terkadang muncul sifat manusiawi yang dalam penilaian dapat pula bersifat bodoh, ceroboh, tergesa-gesa, mementingkan diri-sendiri, dzolim dan ingkar dari tuntunan Ilahiyah. Karena itu manusia harus berjuang untuk menuju pada apa yang dicita-citakan dan kedudukan yang mulia.
Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki oleh manusia, anak manusia mempunyai kedudukan yang sama antara satu dengan yang lain. Sebagai warga, manusia ialah satu sebagai warga Negara dan sebangsa sebagai mukmin adalah bersaudara ,tidak ada kelebihan antara satu dengan yang lainnya kecuali karena ketaqwaan. Setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol pada diri seorang potensi saling mengenal, selalu memandu kelebihan masing-masing untuk selalu saling kait-mengait atau setidaknya manusia harus saling berlomba dalam mencari dan mencapai kebaikan.

Hubunan Manusia Dengan Alam (Hablum Minal Alam)
Alam semesta adalah ciptaan SWT (Hud:
61, Al- Qoshor:
87) atau menunjukkan keberadaan sifat dan seluruh ciptaannya. Untuk memahami dan mengembangkan pemahaman terhadap ayat-ayat Allah tersebutmenjadiiptek.,menciptakaninovasiiptek, dalam konteks kemanusiaan terutama digunakan untuk memudahkan kehidupan praktis. Semua hal tersebut dilakukan sepanjang hayat seiring perjalanan hidup manusia dapat menempatkan diri pada derajat yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun