"Kak, aku pergi berdagang dulu ya?." Sambil menaiki sepeda
"Iya boleh, hati hati dijalan ya Lal . Jangan lupa bsk datang lagi ya?." Ucapnya sambil melambaikan tangan
"Siap ka pasti ngak akan lupa. Dah! ."
"Dah..." Ucapnya sambil tersenyum.
Belajar dari kehidupan Hilal ia lebih memperbaiki dirinya lebih baik dan ia memikirkan bagaimana caranya membuat rumah belajar yang banyak agar anak anak yang tidak mempunyai biaya untuk belajar bisa belajar lagi. Karena anak anak yang tidak mempunyai biaya untuk sekolah biasanya anak anak yang lebih mempunyai minat untuk belajar dan anak anak tersebut yang mempunyai ambisi yang lebih untuk belajar agar bisa memperbaiki keadaan keluarganya.
Angin malam memeluk erat sehingga ia terlelap tidur. Tengah malam ia terbangun dan memikirkan sosok yang menjadi inspirasinya , ia membuka kembali buku tersebut dan membaca kembali buku tersebut. Ia menemukan halaman yang membuat ia tersentuh.Â
Sosok yang ia inspirasi ternyata bukan dari golongan yang berada tetapi ia berhasil membuat beberapa rumah belajar untuk menolong orang yang membutuhkanya. Inspirator ini menggunakan gaji yang ia dapat untuk membuat rumah belajar dan membeli perlengkapannya. Sosok inspiratifnya ini berkata " Selagi ia masih bisa menolong pasti aku menolongnya." Ia selalu terngiang-ngiang kalimat itu. Sosok inspiratif ini yang telah membuat ia berubah menjadi lebih baik dan memanfaatkan ilmu yang ia dapat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H