Grobogan (02/08/2021) – Vaksinasi COVID-19 telah digalakkan oleh pemerintah untuk mencapai herd immunity. Namun masih banyak masyarakat yang enggan melakukan vaksinasi, kurangnya pengetahuan menjadi penyebab utama. Kepala Desa Putatsari, Bapak Sumarno mengatakan minat vaksinasi warga Putatsari sangat kurang karena menurut warga tidak perlu vaksinasi karena merasa sehat dan vaksin hanya untuk yang sakit saja.
Faktanya vaksin COVID-19 tidak untuk masyarakat yang sakit, melainkan untuk masyarakat yang sehat sehingga terbentuk herd immunity. Herd Immunity merupakan kekebalan kelompok yang terjadi ketika sebagian orang dalam suatu kelompok memiliki kekebalan terhadap penyakit. Herd Immunity dapat dicapai dengan dua cara, yaitu secara alami dengan menderita langsung penyakit tersebut atau secara buatan melalui vaksinasi. Apabila dicapai dengan cara alami maka akan cukup lama dan menimbulkan banyak kesakitan dan korban jiwa.
Maka dari itu pemerintah menganjurkan untuk vaksinasi karena apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di suatu daerah maka akan terbentuk herd immunity. Herd Immunity inilah yang menyebabkan proteksi silang, dimana seseorang yang tidak divaksinasi risiko tertular penyakit dari orang sekitarnya menjadi kecil dan tetap sehat karena masyarakat lainnya di lingkungan tempat tinggalnya sudah mendapatkan vaksin. Hal ini menunjukan bahwa vaksinasi dengan cakupan yang tinggi dan merata sangatlah penting.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa Universitas Diponegoro yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Putatsari tepatnya Dusun Krajan membantu memberi informasi pada warga agar lebih terbuka mengenai vaksinasi COVID-19 guna mencapai herd immunity. Mahasiswa KKN menjelaskan mengenai apa itu vaksin, tujuan vaksinasi, efek samping, keamanan vaksin dan apa itu herd immunity. Tidak hanya itu, mahasiswa KKN UNDIP bagikan corona pack yang berisi masker, hand sanitizer, dan vitamin guna meminimalisir penularan COVID-19 beserta poster edukasi “Peningkatan Daya Tahan Tubuh Cegah COVID-19”.
Penjelasan mengenai edukasi tersebut dilakukan melalui sosialisasi secara door to door dan penyebaran media leaflet dan penempelan poster di tempat strategis. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan pada minggu ke 3 dan minggu ke 4 masa KKN.
Setelah kegiatan tersebut dilaksanakan, evaluasi mahasiswa dilakukan melalui komunikasi dengan Kepala Dusun Krajan dan survey langsung terkait protokol kesehatan warga. Beliau mengatakan bahwa minat warga untuk vaksinasi meningkat setelah dilakukan sosialisasi namun kendalanya adalah minimnya vaksin yang dilaksanakan di desa.
Harapan kedepan semakin banyak warga terbuka dan tergerak mengikuti vaksinasi COVID-19 dan membantu mencapai herd immunity sehingga pandemi yang membuat ekonomi di Indonesia menurun ini segera berakhir dan tidak menimbulkan angka kesakitan dan kematian semakin tinggi. Tidak hanya itu, warga juga dapat meminimalisir penularan COVID-19 dengan peningkatan daya tahan tubuh dan memperketat protokol kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H