Mohon tunggu...
viorensa amalia
viorensa amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

rajin dan bertanggung jawab

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Karl Mark

16 Desember 2023   05:35 Diperbarui: 16 Desember 2023   05:38 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Makna Gerak Sejarah serta Penggerak dalam gerak sejarah menurut Karl Marx
Masalah tentang gerak sejarah muncul karena manusia berusaha untuk merefleksikan dirinya. Namun bagi Karl Marx yang paling penting adalah Sejarah pasti bergerak. Mengenai Gerak Sejarah, Marx berpendapat bahwa yang pasti adalah gerak sejarah digerakkan oleh manusia itu sendiri. (Hadiwijono,2011: 123).

Mengenai sumber (motor) yang menggerakkan proses sejarah berbeda-beda menurut para ahli, begitu juga dengan Karl Marx. Menurut Karl Marx motor penggerak sejarah merupakan adanya pertentangan kelas, dimana pertentangan kelas tersebut akan berhenti dan bermuara pada suatu masyarakat tanpa kelas. (Daliman,2012: 28-29)

Karl Marx juga berpendapat bahwa geraak sejarah berpangkal pada kemajuan manusia dimana manusia sebagai penggerak utamnya. Karena sejarah merupakan medan perjuangan manusia, perjuangan menuju kemajuan. Keadaan yang memaksa manusia untuk selalu maju ini berpangkal pada kemajuan dalam bidang ekonpmi dan menjauhkan manusia dari Tuhan. Hal inilah yang menjadikan manusia berjuang lebih keras tanpa mengenal menyerah sehingga sejarah yang terjadi digerakkan oleh manusia. (Tamburaka,2002: 55)

Karl Marx memang memandang bahwa realitas sejarah bersumber dari materi, yaitu ekonomi yang menggerakkan hidup manusia. Menurut karl marx gerak sejarah tidak menuju ahirat tetapi menuju arah duniawi. Dalam hal ini faham yang sangat terkenal dari karl marx (1818-1875) adalah faham histories matrerialisme. Pandangannya di dasarkan pada faham determinisme ekonomi atau lebih terkenal dengan "histories matrerialisme". Gerak sejarah ditentukan oleh cara menghasilkan barang untuk keperluan masyarakat. Cara produksi ini menentukan perubahan dalam masyarakat yang selalu bertentangan satu sama lain. (subagyo, 2011: 189).

Hal ini senada dengan penjelasan dari Harun Hadiwijono dalam bukunya Sari Sejarah Filsafat Barat 2 yang menjelaskan bahwa yang menjadi pendorong semangat Karl Marx yang luar bisa dan menjiwai sampai masa kini adalah caranya menggabungkan cara berpikir hegel dan cara berfikir Feuerbach, yang disertai dengan keharusan mendalam terhadap keadaan sosial. Matearialisme yang dijelaskan Karl Marx jauh lebih mendalam dari yang dijelaskan oleh para matearilisme pada masa itu. (Hadiwijono,2011: 123).

Selain Hegel dan Feuerbach, Karl Marx juga sependapat dengan F.Engles (1820-1895). Pandangan mereka bersifat dialektis menunjukkan persamaan dengan Hegel. Meskipun ada perbedaan yang cukup mendasar, jika Hegel memandang roh (ide/akal) sebagai hal dasar dalam proses sejarah, berbeda dengan Karl Marx dan F.Engles yang lebih menitik beratkan pada historisme-materialisme sebagai inti karena proses sejarah bersumber dari materi, yaitu ekonomi. Proses sejarah dikuasai oleh hubungan ekonomi, ialah hubungan produksi. Produksi merupakan dasar struktur politik, sosial, bahkan keagamaan, serta seluruh hubungan manusia. (Daliman,2012: 38)

Keadaan masyarakat yang dimaksud adalah produksi dan pekerjaan manusia. Manusia ditentukan oleh produksi, baik hasil produksinya maupun cara berproduksi. Pandangan inilah yang disebut materialisme, yang berarti kegiatan dasar manusia adalah kerja manusia. Dalam hal ini pandangan Marx menerima Feurbach Menurut Feurbach, kenyataan indrawi yang konkret adalah Alam Material. Alam adalah dasar dasar terakhir dari kenyataan. Artinya serluru kenytaan dapat dikembalikan pada Alam Material sebagai sebagai kenyataan terakhir. (Hardiman, 2004: 228).

Bahwa kenyataan terakhir adalah objek indrawi dalam pengertian objek indrawi ini dipahami sebagai kerja atau produksi. Namun perbedaan dari Feurbach adalah dunia indrawi yang mengelilinginya itu bukan sesuatu yangada begitu saja, melainkan alam merupakan produk dari industri dan masyarakat dalam arti alam adalah produk dari sejarah

Pola Sejarah

Fanz Magnis dalam bukunya Berfilsafat dari Konteks menuliskan bahwa teori gerak sejarah yang dianut Karl Marx adalah teori siklus. Hal ini dikarenakan adanya revolusi yang mampu merubah tatanan sosial yang awalnya oleh kaum Borjuis justru bisa dikuasai oleh kaum proletar. (Magnis Franz, Suseno. 1992. Berfilsafat Dari Konteks. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal.63). teori siklus menyatakan bahwa peristiwa sejarah tidak akan mengalami akhir, melainkan akan terjadi semacam pengulangan, sehingga tidak terdapat sesuatu yang baru. Tiap-tiap kejadian, peristiwa, dan fakta, tentu dan pasti akan terjadi lagi seperti yang telah terjadi sebelumnya. Denga pemikiran seperti ini, maka negeri dan kebudayaan , timbul dan tenggelam dalam urutan ulangan yang sama. Laksana tanaman, negeri dan kebudayaan iotu tumbuh lagi tanaman lain, berkembang, tua dan mati, dan seterusnya. 

NAMA: Viorensa Amalia B

NIM: 1512300023

FAKULTAS: Psikologi (A)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun