Mohon tunggu...
Iip KurniaO
Iip KurniaO Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mahasiswa Brawijaya Berhasil Ciptakan Alat Pemanen Air Atasi Krisis Air

3 Juli 2018   14:20 Diperbarui: 3 Juli 2018   14:27 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia. Salah satunya yaitu kualitas dan kuantitas air.

Sekitar 844 juta orang di dunia kekurangan layanan air minum dasar, termasuk 159 juta orang yang bergantung pada air permukaan dan secara global, setidaknya dua miliar orang menggunakan sumber air yang terkontaminasi kotoran. Para peneliti dunia memprediksi bahwa pada tahun 2050, dua per tiga penduduk dunia akan mengalami krisis air.

Sebagai negara kaya akan air, Indonesia juga diprediksikan pada tahun 2025 akan mengalami krisis air. Hal ini dibuktikan pada tahun 2017 di pulau Jawa dan Nusa Tenggara terdapat sekitar 105 kabupaten/kota, 715 kecamatan, dan 2.726 kelurahan/desa mengalami kekeringan dan memerlukan bantuan air bersih.

Tanpa kita sadari, Bali juga menjadi daerah darurat air. Pasalnya konsumsi air sektor pariwisata di Bali mencapai tiga juta liter per hari, terjadi penurunan sebesar 3,5 m muka air di Danau Buyan, 260 dari 400 sungai menjadi kering, dan jarak intrusi air laut dan pantai mencapai 1 km. Kota Batam juga diprediksi pada tahun 2020 akan mengalami krisis air.

Disisi lain, Indonesia juga memiliki persentase blue water lebih besar daripada green water. Hal tersebut dapat terjadi karena minimnya daya tampung tanah untuk menyerap air, yang artinya adalah pada saat hujan turun, air langsung mengalir dan tidak terserap. Akibatnya, saat musim kemarau Indonesia mengalami kekeringan.

Atas permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, yaitu Sarah Novitriani, Iip Kurnia Octaviorentiwi, dan Muhammad Syaifudin yang dibimbing oleh Bapak Joko Prasetyo STP, M.Si menciptakan alat pemanen air dari udara, WATER BANK. 

WATER BANK mengimplementasikan teknologi thermo electric cooler yang apabila dialiri arus listrik searah maka sisi dari modul themoelectric yang satu akan mengalami panas sedangkan pada sisi modul yang lain akan mengalami dingin. Alat ini juga dilengkapi dengan heat sink dan fan yang berfungsi sebagai komponen utama alat dalam mendukung pemanenan air. Sensor ultrasonik yang terdapat pada alat akan mengatur banyaknya air pada penampung secara otomatis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun