Mohon tunggu...
Viona Izazzi
Viona Izazzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi AP, FISIP UNSRI

ofc, I love books so much.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Pembangunan Regional yang Tidak Merata di Indonesia, Sebabkan Disparitas Pendidikan

20 Mei 2024   14:10 Diperbarui: 20 Mei 2024   14:35 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi semua bangsa. Kualitas pendidikan dalam suatu bangsa menjadi salah satu penentu kemajuan bangsa tersebut. Dengan kata lain, kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana kualitas pendidikan di bangsa tersebut. Buruknya kualitas pendidikan yang ada akan membuat bangsa tersebut mengalami ketertinggalan.

Perlu diketahui juga bahwasannya investasi suatu negara dari bidang pendidikan itu menjadi sangat penting, karena pendidikan sendiri memiliki dampak yang sangat signifikan dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu negara. Tidak heran bila negara-negara maju selalu mengedepankan kualitas pendidikan untuk SDM mereka. Dalam SDGs sendiri pun sudah jelas termaktub bahwa pendidikan yang adil dan berkualitas tinggi menjadi salah satu dari 17 pilar penting yang perlu dicapai oleh suatu negara. 

Di Indonesia sendiri pendidikan menjadi hal yang terus diusahkan untuk dikembangkan menjadi lebih merata dan berkualitas. Namun, pada kenyataannya hal tersebut belum optimal karna kualitas dan tingkat pendidikan di Indonesia masih rendah. Salah satu penyebab utama rendahnnya tingkat pendidikan di Indonesia adalah tidak meratanya pembangunan di berbagai daerah Indonesia. 

Pembangunan yang tidak merata menyebabkan kesenjangan aksesibilitas terhadap fasilitas pendidikan yang layak. Disparitas pendidikan antara wilayah pedesaan dengan perkotaan sungguh menjadi realitas yang tentunya menjadi perhatian penting pemerintah. Banyak daerah terpencil seperti pedesaan, yang tidak memiliki akses mudah untuk ke sekolah. Selain itu, infrastruktur pendidikan di pedesaan  masih kurang baik. Hal ini membuat anak-anak di daerah tersebut sulit mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas, termasuk akses terhadap guru yang berkualifikasi dan fasilitas belajar yang memadai.

Bagaimana ingin menuju pada pendidikan berkelanjutan bila pemerataan pendidikan di daerah-daerah terpencil pun masih sulit dilakukan? 

Rendahnya tingkat pendidikan karena ketidakmerataan pembangunan ini pastinya lebih sering dirasakan dan dialami oleh lapisan masyarakat kelas bawah atau miskin. Akses yang sulit, kurangnya sarana prasarana serta tenaga pendidik, ditambah mindset mereka yang menganggap bekerja demi mendapatkan uang lebih baik daripada mendapatkan pendidikan seolah menambah buruk tingkat pendidikan di negri ini.

Oleh karena itu, diperlukan solusi-solusi efektif dalam penyelesaian permasalahan ini seperti pemerintah baik pusat maupun daerah harus serius dalam membangun pendidikan terutama di desa atau daerah terpencil, pembangunan yang dilakukan harus memperhatikan berbagai faktor sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing daerah, dan pemerintah juga dapat mengirimkan atau memberikan bantuan sarana prasarana seperti membangun bangunan sekolah, kursi, meja, papan tulis, buku, dan juga yang tidak kalah penting yaitu tenaga pendidik yang profesional. 

Adanya tenaga pendidik yang profesional ini tentunya harus diimbangi dengan gaji yang sesuai untuk mereka, jangan sampai mengurangi atau bahkan tidak memberikan gaji kepada tenaga pendidik terjadi. Memberikan kesejahteraan kepada guru atau tenaga pendidik itu penting karena kesejahteraan dan profesionalitas dari seseorang itu terkadang saling berkaitan. 

Oleh : Balqis Silvia dan Viona Izazzi Ib. Mahasiswi semester 6 jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun