Di era modern ini, sering kali muncul stereotip bahwa Generasi Z (Gen Z) dianggap "lemah" atau "terlalu sensitif". Persepsi ini muncul dari perbedaan pandangan generasi sebelumnya. Namun, benarkah Gen Z lemah, atau justru mereka menghadapi tantangan yang berbeda?
Tantangan yang Dihadapi Gen Z
Gen Z tumbuh sebagai generasi digital native, terbiasa dengan teknologi sejak dini. Selain kemudahan, teknologi juga membawa tantangan baru seperti tekanan media sosial dan isu kesehatan mental. Mereka juga harus bersaing di dunia yang serba cepat dan penuh perubahan. Menghadapi ini dengan cara berbeda bukan berarti mereka lemah, melainkan adaptif.
Sensitivitas Adalah Kekuatan
Gen Z sering dianggap terlalu sensitif terhadap isu sosial. Namun, kepekaan mereka terhadap masalah seperti kesehatan mental dan keadilan sosial menunjukkan tanggung jawab dan kepedulian. Mereka berbicara terbuka tentang masalah-masalah ini, yang justru merupakan tanda kekuatan, bukan kelemahan.
Ketangguhan dalam Beradaptasi
Gen Z tumbuh di tengah krisis global seperti pandemi dan perubahan iklim. Alih-alih menyerah, banyak dari mereka justru berkembang, berinovasi, dan memimpin perubahan digital. Mereka adalah agen perubahan di dunia yang selalu berkembang.
Mengubah Persepsi
Menyebut Gen Z lemah adalah persepsi yang salah. Setiap generasi memiliki cara sendiri dalam menghadapi tantangan. Gen Z menunjukkan bahwa kepekaan sosial dan kemampuan beradaptasi adalah bagian dari ketangguhan mereka. Mereka tidak menghindar dari masalah, tetapi menghadapi dunia dengan cara yang unik dan inovatif.
Gen Z bukan generasi yang lemah, melainkan tangguh dan adaptif, dengan cara yang berbeda dalam menghadapi dunia yang berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H