Mohon tunggu...
vionanurdayanti
vionanurdayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Saya seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Pakuan. Saya memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap dunia komunikasi, di mana saya percaya bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk mengubah pandangan dan membangun hubungan. Selain kuliah, saya adalah seorang penggemar membaca dan menulis. Melalui buku-buku, saya menemukan berbagai perspektif dan cerita yang menginspirasi. Menulis bagi saya adalah cara untuk menuangkan pikiran dan perasaan, serta berbagi ide dengan orang lain. Saya juga sangat menyukai alam. Aktivitas di luar ruangan, seperti hiking atau sekadar berjalan di taman, memberi saya ketenangan dan kesempatan untuk terhubung dengan lingkungan. Saya percaya bahwa alam memiliki banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil, terutama dalam hal keindahan dan ketahanan. Dengan kombinasi minat dalam komunikasi, literasi, dan kecintaan terhadap alam, saya berambisi untuk menciptakan karya-karya yang tidak hanya informatif, tetapi juga mampu menyentuh hati banyak orang. Mari berbagi cerita dan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontribusi Perempuan Mandiri pada Penurunan Angka Pernikahan

3 Januari 2025   21:20 Diperbarui: 3 Januari 2025   21:17 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pinterest

Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah mengalami penurunan signifikan dalam angka pernikahan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah perkawinan di Indonesia turun sebesar 28,63% dalam sepuluh tahun terakhir. Salah satu faktor utama yang berperan dalam tren ini adalah meningkatnya kemandirian perempuan, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun sosial. Perempuan yang lebih mandiri cenderung menunda atau lebih selektif dalam memilih pasangan hidup, sebuah fenomena yang semakin umum di berbagai wilayah Indonesia.

Kemandirian perempuan mencakup kemampuan untuk mengambil keputusan secara mandiri terkait pendidikan, karir, dan kehidupan pribadi. Perempuan yang lebih mandiri memiliki kebebasan untuk menunda pernikahan atau lebih selektif dalam memilih pasangan hidup. Ini berbeda dengan pola pikir tradisional yang menganggap pernikahan sebagai tujuan utama dalam hidup perempuan. Sebelumnya, norma sosial dan tekanan keluarga sering kali mendorong perempuan untuk menikah pada usia muda. Namun, dengan meningkatnya akses ke pendidikan dan karir, perempuan kini memiliki lebih banyak pilihan dan kendali atas masa depan mereka.

Perubahan ini tidak hanya membawa manfaat bagi perempuan secara individu, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan lebih banyak perempuan yang aktif di dunia kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat, yang pada gilirannya berkontribusi pada perekonomian nasional. Di sisi lain, perempuan yang lebih matang secara emosional dan finansial saat memasuki pernikahan cenderung memiliki hubungan rumah tangga yang lebih stabil. Oleh karena itu, tren ini juga diharapkan dapat mengurangi angka perceraian, yang sering kali disebabkan oleh ketidakmatangan atau ketidaksiapan finansial.

Akses Pendidikan dan Peluang Kerja

Akses yang lebih luas terhadap pendidikan telah memberikan perempuan kesempatan untuk mengejar karir profesional. Sebelumnya, perempuan dihadapkan pada tekanan sosial untuk menikah di usia muda. Namun, saat ini, banyak perempuan yang lebih memilih melanjutkan studi atau bekerja setelah lulus sekolah. Data BPS menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam tenaga kerja formal meningkat dari 37,78% pada tahun 2015 menjadi 39,19% pada tahun 2019. Meskipun proporsi ini masih lebih kecil dibandingkan laki-laki, tren peningkatan ini mencerminkan bahwa perempuan semakin memiliki posisi yang setara di pasar tenaga kerja.

Selain akses pendidikan, peluang kerja yang lebih luas juga memengaruhi keputusan perempuan untuk menunda pernikahan. Dengan keterampilan yang memadai, perempuan dapat mengejar pekerjaan yang memberikan penghasilan stabil, sehingga mereka tidak lagi bergantung secara finansial pada pasangan atau keluarga mereka. Dampaknya, perempuan merasa lebih percaya diri dan mampu menentukan arah hidupnya secara mandiri.

Berbagai program pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) bertujuan untuk meningkatkan keterampilan perempuan di pasar tenaga kerja. Pelatihan keterampilan, beasiswa pendidikan, dan akses ke pendidikan vokasi membuka lebih banyak peluang kerja yang layak bagi perempuan. Program seperti "Kartu Prakerja" di Indonesia telah membantu banyak perempuan memperoleh keahlian baru dan meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja. Faktor lain yang turut memengaruhi adalah kebijakan-kebijakan yang lebih mendukung kesetaraan gender di tempat kerja. Misalnya, kebijakan cuti melahirkan dan fasilitas penitipan anak di kantor memungkinkan perempuan tetap dapat mengejar karir setelah memiliki anak. Di beberapa negara, perusahaan juga mulai mengadopsi kebijakan kerja fleksibel yang memungkinkan karyawan, termasuk perempuan, untuk bekerja dari rumah atau mengatur jadwal kerja yang lebih fleksibel.

Perubahan Perspektif tentang Pernikahan

Seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang kesetaraan gender, banyak perempuan yang memandang pernikahan bukan lagi sebagai tujuan utama hidup. Mereka lebih memprioritaskan pengembangan diri, karir, dan kebebasan pribadi. Perempuan kini lebih selektif dalam memilih pasangan dan tidak lagi terburu-buru untuk menikah di usia muda. Hal ini berbeda dari pola pikir tradisional yang menganggap pernikahan sebagai keharusan di usia tertentu.

Fenomena ini juga dipengaruhi oleh munculnya figur-figur perempuan inspiratif yang menunjukkan bahwa hidup tanpa pasangan tetap bisa bermakna dan sukses. Sosok-sosok ini sering kali memanfaatkan media sosial untuk membagikan cerita mereka, mendorong perempuan lain untuk berani mengejar mimpi tanpa takut akan norma-norma sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun