Mohon tunggu...
viona mitzy
viona mitzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

pdb13

Selanjutnya

Tutup

Diary

Terkadang, orang hanya ingin didengar dan dimengerti, bukan dinasihati.

5 Januari 2025   00:44 Diperbarui: 5 Januari 2025   00:44 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mendengarkan sahabat bercerita (image by Freepik)

Latih diri untuk benar-benar hadir. Tunjukkan bahwa kamu peduli dengan bahasa tubuh seperti kontak mata, anggukan, atau respons sederhana seperti, "Aku ngerti perasaanmu," atau "Aku ada di sini buat kamu." Jangan terburu-buru memberikan solusi kecuali diminta. Cukup katakan, "ceritakan padaku, aku akan dengan senang hati mendengarnya" sudah lebih dari cukup untuk membuat mereka merasa didukung.

Mendengarkan dengan Empati

Empati adalah kunci utama untuk memahami perasaan orang lain. Cobalah memposisikan diri di tempat mereka. Bayangkan bagaimana rasanya menghadapi situasi yang mereka ceritakan. Dengan begitu, respons kita akan lebih tulus dan menyentuh hati.

Empati juga membantu kita menahan diri untuk tidak langsung memberikan solusi. Karena kita tahu bahwa setiap orang punya caranya sendiri untuk menyelesaikan masalah. Dukungan emosional juga dianggap lebih berharga untuk mereka.

Menghargai Proses Orang Lain

Setiap orang punya prosesnya sendiri dalam menghadapi kesulitan. Kita tidak bisa memaksa mereka untuk segera bangkit hanya karena kita merasa itu adalah jalan terbaik. Terkadang, mendengarkan dengan tulus adalah bentuk bantuan terbesar yang bisa kita berikan.

Hidup ini penuh dengan perjuangan, dan masing-masing dari kita butuh tempat untuk berbagi. Dengan menjadi pendengar yang baik, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memperkuat hubungan dan menciptakan ruang yang aman untuk tumbuh bersama.

Jadi, ingatlah! Terkadang, orang hanya ingin didengar dan dimengerti, bukan dinasihati. Karena di balik setiap cerita, ada jiwa yang mencari pelukan dalam bentuk kata-kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun