media sosial. Saat ini, media sosial (khususnya Instagram) merupakan media yang sering digunakan oleh masyarakat umum untuk saling terkoneksi. Instagram merupakan aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya dengan tujuan sebagai sarana kegemaran masing-masing individu yang ingin mempublikasikan kegiatan, barang, tempat ataupun dirinya dalam bentuk foto (Mahendra, 2017). Instagram dapat menjadi salah satu sarana menunjukkan eksistensi diri dan pengekspresian diri dengan membagikan berbagai aktivitas berupa sebuah foto atau video melalui postingan, stories, ataupun siaran langsung.
Pesatnya kemajuan teknologi memungkinkan antarindividu berinteraksi dan bersosialisasi menggunakan inovasi teknologi berupaEksistensi diri merupakan hal yang penting, karena dengan mendapatkan eksistensi di depan publik, seseorang akan merasa diakui oleh lingkungan sekitarnya. Eksistensi bergantung pada pengaktualisasian potensi seorang individu, sehingga dapat mengalami perkembangan ataupun kemunduran. Saat ini, eksistensi menjadi simbol bahwa seseorang dapat bergaul dan memiliki koneksi dengan orang lain. Dengan memiliki banyak teman/koneksi, dikenal banyak orang, menjadi orang penting dapat membuat seseorang dapat mengekspresikan dirinya secara bebas dan melakukan hal yang menjadi trend. Namun, terkadang hal tersebut membuat seseorang terlalu berlebihan dan salah dalam mencari keeksistensian dirinya.
Umumnya Instagram digunakan sebagai media unjuk diri kepada publik, agar orang lain tahu keberadaannya. Kebutuhan akan pengakuan melalui aktivitasnya itu dirasa penting, bahkan kepercayaan diri seseorang dapat meningkat setelah mengunggah sebuah foto atau video di Instagram. Pada Instagram terdapat sistem pertemanan berupa following (akun yang diikuti) dan followers (akun yang mengikuti). Banyaknya jumlah followers memberi kesan bahwa orang tersebut suka bergaul dan terbuka terhadap lingkungannya sehingga eksistensinya diakui. Hal tersebut terkadang membuat seseorang berlomba-lomba untuk lebih eksis serta membandingkan dirinya dengan orang yang tampil lebih cantik, lebih pandai, lebih keren, ataupun lebih memiliki banyak kenalan dan kemudian menganggap status sosial serta penampilan menjadi lebih penting dari hal lainnya.
Instagram memang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pencarian eksistensi diri, namun jangan sampai berlebihan hingga melakukan segala hal untuk divalidasi. Maka, mencari eksistensi diri perlu dilakukan secara baik dan bijaksana, dengan tidak berlebihan dalam mengekspos diri kita sendiri, tetap tampil apa adanya, dan tidak menyinggung orang lain. Juga jangan sampai terlalu fokus mencari eksistensi di media sosial hingga lupa bergaul secara nyata dengan lingkungan, karena terdapat beberapa unsur komunikasi dari bergaul secara nyata yang tidak dapat digantikan dengan media sosial. Manfaatkanlah Instagram dengan cara yang baik, seperti memposting hal yang bermanfaat, membagikan karya, dan tidak melakukan hal yang merugikan orang lain, sehingga kita diakui dengan eksistensi diri yang bersifat positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H