Mohon tunggu...
Vionalisania Afifatul Azkia
Vionalisania Afifatul Azkia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

saya memiliki kepribadian yang ekstrovers karena saya suka bersosialisasi dengan orang danterbuka dalam berkomunikasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perang Tarif: Dampak Persaingan Ojek Online Terhadap Ojek Pangkalan

4 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 4 Desember 2024   09:21 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Munculnya layanan ojek online telah merubah lanskap transportasi di perkotaan. Kemudahan akses, tarif yang fleksibel, dan berbagai fitur menarik membuat ojek online semakin digemari masyarakat. Namun, di balik kemeriahan ini, terdapat dampak signifikan yang dirasakan oleh para pengemudi ojek pangkalan. Salah satu dampak yang paling terasa adalah perang tarif yang semakin intensif.

Perang tarif menjadi strategi utama yang digunakan oleh perusahaan ojek online untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan setia. Dengan menawarkan tarif yang lebih murah dibandingkan dengan ojek pangkalan, ojek online berhasil memikat banyak penumpang. Hal ini tentu saja menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup para pengemudi pangkalan yang umumnya mengandalkan tarif tetap. 

Persaingan ini menekan pengemudi pangkalan dari sisi pendapatan. Tarif rendah yang ditawarkan oleh ojek online memaksa pengemudi pangkalan untuk menurunkan tarifnya atau kehilangan pelanggan. Bagi pengemudi pangkalan yang tidak memiliki akses atau keahlian untuk bergabung dengan platform online, situasi ini bisa mengancam kelangsungan mata pencaharian mereka. 

Ketegangan antara pengemudi ojek online dan pangkalan sering terjadi, terutama di lokasi-lokasi strategis seperti terminal, stasiun, atau pusat perbelanjaan. Beberapa konflik bahkan berujung pada tindakan kekerasan, memperburuk hubungan sosial antar kelompok pengemudi. 

Dengan adanya hal ini munculah dampak negatif bagi pengemudi pangkalan seperti:

  • Penurunan pendapatan, perang tarif membuat pendapatan pengemudi pangkalan semakin berkurang. Pelanggan cenderung memilih ojek online karena tarifnya yang lebih murah.
  • Persaingan tidak seimbang, ojek online didukung oleh modal besar dan teknologi yang canggih, sedangkan pengemudi pangkalan umumnya bekerja secara mandiri dengan modal yang terbatas.
  • Keresahan sosial: persaingan yang tidak sehat ini dapat memicu keresahan sosial di kalangan pengemudi pangkalan. Mereka merasa terancam mata pencahariannya dan seringkali melakukan aksi protes.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan solusi komprehensif yang melibatkan pemerintah, perusahaan ojek online, dan para pengemudi pangkalan itu sendiri. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem transportasi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun