OpiniÂ
Gunung Marapi: Â Mengancam dan Memberi Kehidupan
Gunung Marapi, menjulang megah di antara Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat,didalamnya tersimpan kekuatan yang dasyat. Letusannya yang berkala menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak terelakkan, membawa kehancuran bagi masyarakat di sekitarnya. Namun, di balik ancamannya, gunung ini juga menyimpan berkah, menyuburkan tanah dan membuka jalan bagi kehidupan baru.
Letusan Gunung Marapi tak jarang membawa tragedi. Pada 3 Desember 2023, letusannya menelan korban jiwa dan galodo ( banjir dingin) menyebabkan kerusakan parah pada rumah dan infrastruktur. Abu vulkanik yang tebal mencemari udara dan mengganggu aktivitas masyarakat. Ancaman Gunung Marapi tak hanya berhenti di situ. Bahaya lahar panas yang mengalir menuruni lereng gunung selalu mengintai, siap menerjang pemukiman dan menelan korban jiwa.
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi harus hidup dengan penuh kesadaran akan bahaya yang mengintai. Diperlukan edukasi dan pelatihan yang menyeluruh untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi bencana. Pemerintah dan organisasi terkait harus bekerja sama untuk membangun sistem peringatan dini yang efektif dan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk evakuasi dan penanggulangan bencana.
Meskipun membawa ancaman, Gunung Marapi juga menyimpan peluang. Abu vulkanik yang kaya akan mineral dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil panen. Hal ini membuka peluang bagi pertanian yang lebih produktif dan kesejahteraan masyarakat yang meningkat. Kawasan bekas letusan Gunung Marapi juga memiliki potensi wisata alam yang luar biasa. Dengan pengelolaan yang tepat, kawasan ini dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Gunung Marapi adalah bagian dari alam dan telah ada selama berabad-abad. Kita harus belajar untuk hidup berdampingan dengannya dengan penuh kesadaran dan menghormatinya. Penting untuk menjaga kelestarian alam dan meminimalisir aktivitas yang dapat memicu bencana. Kita harus hidup selaras dengan alam, bukan melawannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H