Mohon tunggu...
Viona Ellen
Viona Ellen Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekolah Sebagai Media Pembentuk Karakter Anak Bangsa

27 April 2017   11:21 Diperbarui: 27 April 2017   20:00 4739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu contoh yang dapat diberikan pada tulisan ini adalah ketika guru sedang menjelaskan, anak-anak harus mendengarkan ceramah yang disampaikan olehnya dan memperhatikan apa yang disampaikan saat menerangkan materi. Dalam hal ini, seorang guru menunjukkan tindakan sebagai komandan dan anak didiknya sebagai prajurit. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara guru dan murid memperlihatkan hubungan yang tidak sinergis yang mampu membangun keakraban diri. Hubungan yang seperti ini haruslah dirubah agar anak ketika belajar dapat mengekspresikan imanjinasi ataupun mengembangkan potensinya secara bebas.

Pendidikan karakter yang dibangun pada media sekolah ini menjadi sangat penting sekali untuk kehidupan mereka dimasa depan. Jika sistem pendidikan yang baik dan berkualitas ditanamkan sejak dini secara terus menerus maka tidak menutup kemungkinan bahwa bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan pendidikan karakter adalah mungkin dengan menanamkan nilai religius, nilai kejujuran, peduli sosial, menanamkan sikap kejujuran.

Untuk menumbuhkan karakter dan moral yang baik tidak dapat kita temukan dan terbentuk secara cepat, membutuhkan proses yang lama dalam membentuk kepribadian yang berkarakter. Maka dari itu, pendidikan karakter ditumbuhkan saat masih anak-anak di usia dini. Adanya karakter bangsa yang berkualitas merupakan suatu harapan dan impian negara Indonesia yang belum tercapai. Apabila moral anak bangsa telah baik, maka tidak ada lagi yang namanya koruptor, tingkat kriminalitas yang tinggi, perkembangan ekonomi di Indonesia juga dapat menjadi lebih baik sehingga kemiskinan dan pengangguran dapat teratasi.

Dengan terciptanya karakter anak bangsa, Indonesia dapat bersaing dan bekerjasama lebih optimal dengan negara-negara lain. Tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia dapat menjadi seperti negara Jepang yang dulunya mereka terpuruk dan akhirnya bisa bangkit lagi menjadi negara yang maju. Mungkin Indonesia dapat meniru contoh baik yang dilakukan oleh Jepang dalam menciptakan karakter bangsa dengan meninggalkan budaya yang memang harus ditinggalkan dan memelihara serta mengembangkan budaya yang memang harus dikembangkan. Sebagai contoh, di Jepang dengan budayanya yang mengatakan bahwa waktu adalah uang maka mereka harus selalu sigap dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dapat ditiru oleh negara Indoneisa untu mencapai keberhasilan pembentukan karakter tersebut.

Pendidikan karakter juga tak lepas dari pengaruh tenaga pendidik yang harus mampu membawa dan menanamkan nilai-nilai tersebut. Kecerdasan seorang pendidik didalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter anak sangatlah diperlukan. Apabila seorang tenaga pendidik tidak dapat membentuk karakter anak yang baik maka sama saja, hal ini menjadi permasalahan baru dan berdampak pada stagnannya pendidikan di Indonesia atau bahkan dapat disebut suatu kemunduran.

Maka dari itu, sekolah merupakan benteng terdepan yang bisa diandalkan pemerintah dalam membentuk karakter anak bangsa untuk kedepannya menjadi anak bangsa yang bisa diandalkan untuk memajukan cita-cita negara Indonesia. Sebagai media pendidikan formal dasar yang pertama kali diterima oleh anak-anak, sekolah dasar memegang peranan penting untuk membentuk karakter anak-anak menjadi disiplin, bertanggung-jawab, jujur, peduli terhadap lingkungan sosialnya.

Karakter yang dibentuk akan berdampak pada masa depan dirinya dan masa depan bangsa Indonesia. Tentu bukan hanya harapan yang tabu dan tidak bisa diwujudkan oleh kita para penerus dan penggerak bangsa. Karakter merupakan modal utama yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini. Bisa dilihat bahwa para pemimpin dan para birokrat saat ini hanya mementingkan dirinya sendiri untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya. Mereka yang dipercaya sebagai pelayan publik tidak lagi mempertanggung jawabkan kinerja dan janjinya kepada masyarakat.

Hal ini merupakan refleksi bahwa moral baik itu anak-anak, remaja maupun orang-orang dewasa masih perlu adanya kesadaran dan perhatian dari setiap individu. Maka dari itu, peranan sekolah tidak hanya mengajarkan tentang ilmu pengetahuan melainkan melahirkan dan membentuk kepribadian yang mampu membawa Indonesia lebih baik tanpa meninggalkan budaya yang ada di Indonesia. Percuma saja jika kita memiliki ilmu yang banyak dan pengalaman namun tidak diimbangi dengan moral yang baik.

Hal ini akan menimbulkan efek yang sangat berpengaruh pada dirinya sendiri, orang lain serta bangsa dan negara. Ilmu yang tidak disertai oleh moral dan kepribadian yang baik sewaktu-waktu dapat menjatuhkan dirinya didalam kehancuran. Orang yang memiliki karakter dan moral yang baik tidak akan menikmati ilmuya sendiri akan tetapi bermanfaat bagi orang lain. Sehingga pendidikan menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan ditumbuh-kembangkan di dunia pendidikan Indonesia saat ini.

Jadi kesimpulannya adalah pendidikan karakter menjadi harapan dan impian tidak hanya bagi sebagian individu saja, melainkan bagi bangsa dan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini akan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk menciptakan generasi penerus dan penggerak bangsa yang mempunyai kepribadian serta moral yang baik. Sehingga permasalahan Indonesia tidak hanya seputar pembenahan mengenai itu itu saja. Sebagai contoh, Indonesia tidak perlu lagi mengatasi permasalahan tentang korupsi, pengangguran serta tindak kriminalitas, melainkan Indonesia harus mulai berpikir dan mengembangkan potensi yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara lain dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan bermoral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun