Mohon tunggu...
Violita Chasanah
Violita Chasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haloo!! Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Rusia-Ukraina: Analisis Geopolitik Dan Dampak Konflik Kawasan

7 Desember 2024   17:18 Diperbarui: 8 Desember 2024   08:42 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada tahun 2014 telah menjadi salah satu konflik paling signifikan di abad ke-21, dengan dampak yang meluas tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas geopolitik global. Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 menandai eskalasi dramatis dalam ketegangan yang telah berlangsung lama, yang berakar pada sejarah panjang, identitas nasional, dan dinamika kekuasaan di kawasan Eropa Timur. Konflik ini mencerminkan pertarungan antara kekuatan besar dan aspirasi negara-negara kecil untuk kedaulatan dan integritas teritorial.

Latar Belakang Konflik

Konflik antara Ukraina dan Rusia memiliki sejarah yang kompleks, bermula dari era Soviet hingga mencapai puncaknya pada tahun 2014. Setelah Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, Ukraina menjadi negara merdeka, namun hubungan dengan Rusia tetap tegang. Rusia melihat Ukraina sebagai bagian penting dari pengaruhnya, sementara banyak warga Ukraina, terutama di barat, menginginkan hubungan yang lebih dekat dengan Eropa Barat. Ketegangan ini memuncak pada akhir 2013 ketika Presiden Ukraina, Viktor Yanukovich, menolak perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa dan memilih bantuan dari Rusia, yang memicu protes besar-besaran di kalangan pendukung Eropa. Protes yang dikenal dengan nama Euromaidan berlangsung hingga awal 2014, menyebabkan Yanukovich melarikan diri dan terbentuknya pemerintahan baru yang lebih pro-Barat.

Kehilangan pengaruh di Ukraina membuat Rusia merasa terancam, terutama setelah pemerintahan baru yang pro-Uni Eropa dan pro-NATO terbentuk. Pada Maret 2014, Rusia mengerahkan pasukan ke Krimea, wilayah dengan populasi mayoritas etnis Rusia dan sejarah panjang terkait Rusia. Rusia mengklaim langkah ini dilakukan untuk melindungi warga Rusia di Krimea dan segera mengadakan referendum yang kontroversial, di mana hasilnya menunjukkan dukungan besar untuk bergabung dengan Rusia. Namun, banyak negara, termasuk Ukraina dan sebagian besar komunitas internasional, tidak mengakui referendum tersebut dan menganggapnya sebagai aneksasi ilegal.

Konflik semakin meluas ketika kelompok separatis pro-Rusia di wilayah timur Ukraina, seperti Donetsk dan Luhansk, mulai memberontak melawan pemerintah Ukraina. Rusia dituduh memberikan dukungan militer dan logistik kepada kelompok-kelompok ini, yang semakin memperburuk ketegangan. Berbagai upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik, seperti perjanjian Minsk, belum berhasil menghentikan kekerasan. Sanksi internasional dijatuhkan terhadap Rusia sebagai respons terhadap tindakan agresifnya, tetapi Rusia tetap bersikeras pada posisinya, yang mengakibatkan konflik bersenjata yang berkepanjangan di timur Ukraina. Hingga kini, konflik ini tidak hanya menjadi masalah regional, tetapi juga berdampak besar pada hubungan internasional dan stabilitas keamanan di Eropa.

Dimensi Geopolitik

Perang yang dimulai antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022 telah memberikan dampak geopolitik yang mendalam dan luas, memengaruhi stabilitas baik di tingkat regional maupun global. Konflik ini tidak hanya menciptakan ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, tetapi juga mengubah dinamika kekuatan secara keseluruhan.

Salah satu dampak yang paling terlihat dari konflik ini adalah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan anggota NATO. Agresi Rusia terhadap Ukraina telah membuat banyak negara Eropa merasa terancam, sehingga mereka memperkuat posisi militer dan meningkatkan aliansi pertahanan mereka. Negara-negara yang sebelumnya netral, seperti Finlandia dan Swedia, kini mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO. Hal ini menunjukkan bahwa konflik ini telah memicu perubahan dalam kebijakan pertahanan di Eropa, menandakan meningkatnya ketidakpastian keamanan di kawasan tersebut.

Dari segi kemanusiaan, dampak perang ini juga sangat signifikan. Jutaan orang Ukraina terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di negara-negara tetangga, seperti Polandia dan Rumania. Arus pengungsi ini menambah beban sosial dan ekonomi bagi negara-negara tuan rumah, yang harus menyediakan bantuan dan layanan dasar. Krisis kemanusiaan ini menekankan pentingnya solidaritas internasional dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh konflik bersenjata.

Dalam aspek ekonomi, perang ini telah mengganggu pasar global, terutama di sektor energi dan pangan. Sanksi yang diterapkan terhadap Rusia sebagai respons terhadap invasi tersebut telah mengguncang pasar energi, menyebabkan lonjakan harga minyak dan gas. Negara-negara di seluruh dunia kini menghadapi inflasi yang meningkat, yang pada gilirannya berdampak pada daya beli masyarakat. Selain itu, Ukraina, sebagai salah satu produsen gandum utama, mengalami gangguan produksi yang serius, sehingga mengakibatkan kekurangan pangan di banyak negara yang bergantung pada impor. Krisis pangan ini berpotensi memperburuk ketidakstabilan sosial dan politik di berbagai wilayah, terutama di negara-negara berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun