Mohon tunggu...
Viola Eva Reditiya
Viola Eva Reditiya Mohon Tunggu... Penulis - Ruang Sendiri

Banyak orang gagal dalam hidup karena tidak menyadari seberapa dekat mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah (Thomas Edison).

Selanjutnya

Tutup

Diary

Masa Berlaku Kehadiran Manusia

25 Januari 2021   18:35 Diperbarui: 25 Januari 2021   18:38 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Via images.app.goo.gl/ZaSyjpaYY8FgYfiy9

Menjadi dewasa ternyata teman sebaya semakin bisa dihitung , ada yang perlahan menjauh karena sibuk dengan dunianya, ada yang perlahan fokus untuk memperbaiki dirinya. 

Sepertinya memang benar menjadi manusia ada masa berlakunya. 

1. Masa berlaku untuk bermain, masa ini kira-kira berakhir ketika seorang anak akan memasuki di usia remaja. Sekitar umur 13-17an,umur yang sudah tidak pantas dilihat ketika anak hanya bermain untuk menyenangkan dirinya

2. Masa berlaku untuk penguasaan emosi, berakhir saat seorang anak sudah selesai menjalankan usia remajanya. Masa ini terjadi saat anak memasuki usia 18-an. Seorang anak yang awalnya menjadi emosional dalam segala keadaan, untuk tahap selanjutnya ini tidak berlaku lagi. 

3. Tahap ini, adalah masa berlaku ketika seorang anak menjadi dirinya sendiri. Masa dewasa sebutannya. Anak tidak pantas lagi untuk main-main, masih harus mengandalkan emosinya, masih tidak mandiri, dll. 

Mungkin di masa yang ketiga juga, setiap manusia dituntut siap untuk selalu lapang dada dalam menerima segalanya. 

Menyambut teman yang datang, melambaikan tangan untuk teman yang pergi, menolong teman yang membutuhkan, mengalahi untuk teman yang egois, memeluk teman yang ada masalah, membiarkan teman yang membicarakan kita di belakangnya. 

Di usia yang menurut kita dewasa ini, kita tidak perlu lagi untuk berpura-pura. Waktunya untuk memasang topeng yang memang ciri khas kita. 

Bukan masalah lagi jika banyak teman yang hanya sebatas singgah, bukan lagi menetap bersama. 

Tidak perlu dipikirkan terlalu mendalam, hidup memang kita sendiri yang harus menentukan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun