Dalam hidup ini, ada satu sosok yang menjadi pilar kokoh di setiap perjalanan manusia: seorang ibu. Ia adalah figur yang tak pernah lelah mencintai, mendidik, dan menguatkan kita. Hari Ibu adalah momen istimewa untuk merenungkan betapa besarnya cinta dan pengorbanan yang telah ia berikan.
Kasih ibu adalah cinta yang tak mengenal batas. Dari detik pertama kehidupan kita, ia telah menyelimutkan dunia kita dengan kehangatan. Ibu adalah orang pertama yang menggendong kita, mengajarkan kita berbicara, berjalan, hingga memahami dunia.
Pernahkah Anda menghitung berapa kali ia mengorbankan kebutuhannya demi kita?Â
Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa kebanyakan ibu secara alami mengutamakan kebahagiaan anak-anaknya, seringkali tanpa memperhatikan dirinya sendiri. Inilah yang menjadikan kasih ibu begitu istimewa murni, tulus, dan tanpa pamrih.
Seorang ibu juga merupakan guru pertama bagi anak-anaknya. Pendidikan pertama sering kali dimulai dari rumah, di mana seorang ibu mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan kasih sayang. Di zaman modern, peran ibu semakin kompleks, menjadi mitra belajar yang membimbing anak-anak di tengah arus teknologi.
Para pakar menyebutkan bahwa kehadiran ibu sangat penting dalam membangun fondasi karakter anak. Melalui cerita-cerita sederhana, doa-doa sebelum tidur, hingga diskusi hangat, ibu membentuk kepribadian anak dengan cinta dan perhatian. Meskipun kita merayakan Hari Ibu setiap 22 Desember, kasih sayang kepada ibu seharusnya tak terbatas oleh waktu. Setiap hari adalah kesempatan untuk mencintai dan menghargai ibu.
Kasih ibu adalah keajaiban yang menginspirasi untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Sebuah cinta yang tak akan habis ditulis waktu, tak akan pudar oleh usia, dan selalu hadir tak lekang oleh waktu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H