Mohon tunggu...
Viola Eva Reditiya
Viola Eva Reditiya Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswi Magister

Banyak orang gagal dalam hidup karena tidak menyadari seberapa dekat mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah (Thomas Edison).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Generasi Sandwich, Beban atau Memang Keadaan?

6 Januari 2023   06:00 Diperbarui: 6 Januari 2023   06:13 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Detik Finance

Generasi sandwich merupakan istilah yang dipopulerkan oleh seorang profesor pekerja  sosial di Amerika Serikat, yakni Dorothy A.  Miller (1981). Generasi sandwich menunjuk  pada sebuah generasi yang berada pada poisis  “terhimpit” di antara dua generasi yang  berbeda, yaitu berada di antara orang tua  mereka yang mulai menua dan di sisi lain  keberadaan anak-anak mereka, ataupun  saudara mereka yang masih membutuhkan  bantuan dengan umur berkisar antara delapan  belas tahun atau lebih. 

Generasi sandwich merupakan individu yang terhimpit diantara dua generasi dengan rentang usia 50-60 tahun, dengan orang tua yang  menua, anak, bahkan cucu. Namun, seiring  dengan dinamika perubahan dan  perkembangan dari waktu ke waktu, terdapat  transisi rentang usia dalam menempatkan  kategori usia pada generasi sandwich.

Mayoritas fenomena generasi sandwich terjadi pada keluarga yang memiliki  pendapatan rendah, di mana generasi  sandwich sendiri membutuhkan sumber  penghasilan yang cukup untuk memenuhi  kebutuhan anggota keluarga mereka. 

Keberadaan generasi sandwich dapat  dikatakan terus meningkat setiap tahunnya. Temuan berikutnya mengenai keberadaan generasi sandwich di Indonesia adalah dalam  hasil survei yang dilakukan oleh Jakpat pada  tahun 2020, menunjukkan hasil bahwa tercatat 48% masyarakat Indonesia  merupakan generasi sandwich. 

Lalu bagaimana langkah yang harus ditempuh para milenial agar tidak menjadi generasi sandwich? 

Untuk keluar dari zona itu, pertama sebaiknya kelola keuangan dengan baik karena Mengelola uang dengan tepat menjadi langkah awal yang harus kamu lakukan untuk memutus lingkaran setan di lingkungan kita. Kedua, Berhati-hatilah dengan utang yang konsumtif  Setelah mengelola keuangan dengan baik, selanjutnya kamu harus sebisa mungkin menghindari utang caranya hindari utang yang bersifat konsumtif seperti membeli barang mewah secara kredit. Ketiga, Menyiapkan rencana pensiun sebaiknya kita siapkan sedini mungkin karena kita harus bisa menyusun rencana proyeksi keuangan jangka panjang kita agar tidak menyulitkan generasi berikutnya. Keempat,menambah penghasilan mulai dari ikut freelance atau yang lain. 

jadi, menjadi remaja memang harus banyak belajar Sesuai dengan kata mutiara "Tidak ada versi lain, tidak peduli seberapa sempurna itu, yang akan terasa lebih baik daripada menjadi dirimu yang sebenarnya." - Edmond Mbiaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun