Mohon tunggu...
Patricia Viona Christanto
Patricia Viona Christanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gen Z sebagai Penerus Wirausaha Masa Depan

3 Maret 2024   14:30 Diperbarui: 3 Maret 2024   14:31 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gen Z merupakan generasi muda yang kreatif, inovatif dan kolaboratif. Ketiga faktor tersebut merupakan landasan atau fondasi yang harus kita miliki untuk menguasai dan mengembangkan usaha yang sudah ada. Inovatif merupakan tindakan untuk mencoba sesuatu yang baru. Di antara dari kita pasti sudah familiar dengan istilah amati, tiru dan modifikasi. Apakah modifikasi itu salah? Jawabannya tentu tidak. Dengan mengamati suatu bisnis, kita dapat menilai apakah peluangnya bagus atau tidak. 

Lalu produk sebisa mungkin dibuat serupa, hanya diberi inovasi baru yang sebelumnya belum pernah ada. Hal tersebut dapat disebut murni modifikasi. Zaman sekarang banyak bisnis besar yang hancur karena meniru suatu bisnis dengan harga jual yang lebih rendah. Namun, bisnis tersebut hanya meniru suatu bisnis yang sudah ada tanpa adanya inovasi baru. Itulah mengapa kreativitas dan inovasi dalam bisnis sangat penting dan harus diperhatikan.

Di dalam bisnis, banyak dari kita pasti berpikir mengenai modal. Bisa saja modal itu kita dapatkan dari bank, namun tidak mudah untuk mendapatkan modal dari bank. Cara lainnya adalah kita bisa melakukan kolaborasi dengan para senior yang memiliki finansial yang bagus. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan presentasi yang menarik dan memiliki konsep yang jelas. Apakah bisnis bisa dilakukan tanpa modal? Ya, bisa. Bisnis dapat dilakukan tanpa modal, tetapi sebisa mungkin ada yang dikeluarkan. 

Prinsipnya jika kita ingin mendapatkan 1 juta, kita harus berani mengeluarkan 1 juta. Tetapi jangan berharap tidak mengeluarkan apa-apa bisa mendapatkan income yang besar. Secara ekonomi, terdapat dua cara untuk menghitung keuntungan, yaitu perhitungan laba ekonomi dan perhitungan laba akuntansi. 

Terkadang seseorang memiliki prinsip jika menjadi pengusaha akan mendapat laba akuntansi dengan rumus perhitungan keuntungan yaitu modal awal atau modal untuk bahan baku dikurangi dengan pendapatan maka akan menghasilkan keuntungan. Padahal tidak, seharusnya hal tersebut dihitung dengan laba ekonomi, yaitu berapa yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut dikurangi pengeluaran akan dihasilkan keuntungan.

Gen Z lahir di masa ketika kita semua menjalani kehidupan yang serba digital, sehingga semua informasi sangat mudah diakses dan cara kehidupan berbisnis pun sudah menyangkut digitalisasi. Gen Z merupakan generasi yang melek teknologi, mereka memiliki skill natural di bidang pengoperasian teknologi yang menjadi peluang penting dalam menjalankan bisnis di masa kini. Keterampilan digitalisasi dapat diterapkan dalam banyak pengembangan bisnis seperti promosi lewat media digital ataupun membuat konten di sosial media. 

Pesatnya penjualan online di Indonesia membuat banyak orang ingin mencoba berbisnis melalui E-commerce seperti Shopee dan Tokopedia yang membuat proses jual beli barang menjadi lebih mudah, cepat, dan praktis. Kita dapat memesan barang yang dibutuhkan dengan hanya memakai gadget dari rumah kita masing-masing dan nantinya barang tersebut akan sampai di alamat kita. Dengan adanya keterampilan digitalisasi, maka kita memiliki peluang yang besar dalam membangun bisnis online milik kita sendiri.

Keluar dari zona nyaman dan membangun mental dalam menghadapi berbagai risiko bisnis juga merupakan hal yang penting dalam memulai bisnis. Jika kita keluar dari zona nyaman, kita akan dihadapkan dengan berbagai tantangan. Ketika seseorang keluar dari zona nyamannya,  mental seseorang akan terbentuk dengan sendirinya. Dalam kehidupan berbisnis, diperlukan mental untuk membangun komitmen terhadap bisnis yang akan dibangun. 

Suatu bisnis tidak dapat langsung berkembang pesat tanpa adanya sebuah perjuangan dan tekad dalam prosesnya, sehingga dibutuhkan komitmen yang besar dalam membangunnya. Hal ini dapat menjadi sebuah batu sandungan bagi Gen Z karena kebiasaan buruk dari sebagian besar generasi ini, yang ingin meraih segala hal secara serba instan. Ini yang nantinya akan membuat mereka cenderung kehilangan kesabaran ketika menghadapi tantangan dalam berbisnis hingga kehilangan semangat daya juang. Namun, jika mereka mampu melawan hambatan tersebut, yakinlah bahwa mereka dapat menemukan dan meraih titik kesuksesannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun