***
Hari silih berganti, Vanya yang sedang duduk di balkon rumah, tiba-tiba dikagetkan dengan ponselnya bergetar menandakan pesan masuk. Tertera pesan dari sekretaris David Nugroho, yang mengirimkan pesan untuk datang diacara keluarga besok malam dan Vanya menerima undangan tersebut. Malam yg dinantikan telah tiba, Vanya segera masuk kedalam restoran untuk bergabung dengan keluarga Nugroho. Vanya dipersilahkan duduk oleh keluarga Nugroho, ia ingin mengatakan sesuatu yang penting.
    "Vanya, ada hal penting yang ingin saya katakan kepadamu. " ujar David membuka suara dengan tatapan yang serius.
    "Ada apa tuan David?" tanya Vanya mulai menatap David didepannya.
. "Sebenarnya saya tidak tahu harus mengatakannya dari mana dulu. " ungkap David dengan menunduk lesu.
   "Apa yang sebenarnya yang ingin anda katakan. " ucap Vanya menatap David dengan bingung.
   "Saya... saya adalah ayahmu yang dulu meninggalkanmu saat masih kecil. " ucap David setelah mengumpulkan keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya.
  "Apa?" jawab Vanya dengan kaget setelah mendengar ungkapan dari orang didepannya.
Suasana hening tidak ada yang berani berkata sepatah katapun. Rinjani dan Rean yang berada diruangan itu sudah mengetahui semuanya bahwa Vanya adalah anak dari David Nugroho.
. "Tidak, tidak.. ayahku sudah tiada aku tidak mempunyai seorang ayah dari kecil. Bahkan aku tidak pernah mendapat kasih sayang dari ayahku, dan anda tiba-tiba mengundang saya kemari untuk mengatakan bahwa anda adalah ayah saya? " ucap Vanya dengan spontan berdiri dan meneteskan air matanya.
   "Saya adalah ayah kamu nak, maaf kan ayah sudah meninggalkanmu dulu.." ujar David dengan menyesal.