Mohon tunggu...
Vinsensius SFil
Vinsensius SFil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Filsafat

Suka membaca dan menulis yang bermanfaat bagi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kekerasan Verbal Melebihi Kekerasan Fisik

28 April 2023   01:56 Diperbarui: 28 April 2023   01:58 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Depresi, tekanan batin, dan gangguan psikologis lainnya diakibatkan oleh kekerasan verbal. 

Seringkali orang tidak menyadari hal ini dan menganggap sepele atas kekerasan verbal yang terjadi dan menimpa diri orang lain. Sering pula kita berdalih "jangan baper" demi menutupi kekerasan verbal yang terjadi atas diri seseorang, dan dengan demikian kita jatuh pada kesalahan fatal, yaitu menghalalkan kekerasan verbal!

Bila dibandingkan dengan kekerasan fisik, kekerasan verbal jauh lebih berbahaya bagi keselamatan diri seseorang.  Kekerasan fisik memang terasa sakit dan secara kasat mata tampak luka yang diakibatkannya. 

Namun luka dan rasa sakit ini dapat disembuhkan secara medis dengan perawatan yang tepat, sejauh kekerasan ini tidak mengancam nyawa seseorang. Berbeda dengan kekerasan verbal. 

Selain lukanya tidak kasat mata, akibat yang ditimbulkan juga sangat berbahaya bagi jiwa manusia, yaitu depresi, tekanan batin, gangguan mental, dan gangguan psikologis lainnya, yang jika tidak ditangani dengan tepat dapat berujung pada gangguan jiwa atau bahkan bunuh diri. 

Inilah bahayanya kekerasan verbal yang perlu kita ketahui dan sadari. Mengapa? Supaya kita tidak melakukan kekerasan ini terhadap orang lain. Kekerasan verbal itu sudah jelas bagi kita, yaitu: caci maki, amarah yang tak terkendali, penghujatan, penghinaan, pelecehan, dan semua perkataan yang menyakiti hati orang lain. 

Jika kita melakukan kekerasan verbal terhadap orang lain, maka kita bertanggungjawab atas akibatnya. Dari sudut pandang agama, jelas kita menanggung dosa atas akibat yang timbul dari kekerasan verbal kita terhadap orang lain. 

Secara etika kemanusiaan, kita tidak dapat lari dari tanggungjawab atas perbuatan kita, yaitu kekerasan verbal, baik dari segi perbuatan itu sendiri maupun akibat yang akan ditimbulkannya (tanggungjawab ganda). 

Mulai sekarang berpikirlah sebelum berbicara. Jangan sampai kekerasan verbal yang keluar dari mulutmu. Jika kamu tidak mau mengalami kekerasan verbal dan akibatnya, maka jangan melakukan kekerasan verbal terhadap orang lain. Itu prinsip keadilan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia yang adil dan beradab. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun