"Aku bukan apa yang kamu pikirkan tentang aku, tetapi kamu adalah apa yang kamu pikirkan tentang aku." Demikian terjemahan dari caption pada gambar di atas. Sekilas tampak egois namun sebenarnya sangat humanis dan filosofis karena mengandung makna yang mendalam, yaitu proyeksi diri.Â
"Aku bukan apa yang kamu pikirkan tentang aku". Memang terkadang seseorang dengan mudah menilai orang lain dengan kacamatanya sendiri, mencap orang lain dengan pikirannya sendiri, dan seenaknya menghakimi orang lain. Tanpa belaskasihan dan rasa simpati, penilaian buruk dijatuhkan kepada orang lain, padahal belum tentu penilaian itu benar. Dalam kondisi seperti ini, orang lain itu bukan seperti apa yang kita pikirkan tentang orang tersebut. Kita sama sekali keliru dalam memahami orang lain, dan bahkan mereduksi keasliannya dengan pikiran dan konsep kita sendiri tentang orang lain tersebut.Â
"Kamu adalah apa yang kamu pikirkan tentang aku". Disinilah letak dari proyeksi diri. Kamu dalam konteks ini disebut kita. Kita dengan mudah menilai dan menghakimi orang lain, tanpa introspeksi diri. Â Kita jatuh dalam proyeksi diri. Sama seperti proyektor memantulkan apa yang ditangkapnya dari layar komputer, demikian pula kita menampilkan diri kita sendiri dalam pikiran/konsep kita tentang orang lain. Sebenarnya orang lain yang kita pikirkan itu bukan orang lain, tetapi diri kita sendiri. Itulah proyeksi diri.Â
Dengan kata lain, keburukan, kejelekan, kejahatan dan hal-hal negatif yang kita pikirkan tentang orang lain sesungguhnya adalah diri kita sendiri. Mengapa demikian? Karena orang lain yang ada dalam pikiran kita adalah proyeksi diri kita sendiri. Jika orang lain itu adalah aku, maka aku akan berkata kepada orang yang menilai diriku: "Aku adalah proyeksi dirimu".
Jika kesadaran manusiawi kita sudah sampai pada tahap ini, maka kita tidak akan menggosipi orang lain lagi. Dengan bergosip maka keburukan diri kita sendirilah yang kita ceritakan kepada orang lain, secara tidak langsung.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H