"..and if their skill and industry encrease, there must arise a great superfluity from their beyond what suffices to maintain them."
 Hasil yang baik dan berkualitas tinggi tidak datang begitu saja dari mesin produksi, bagaimana pun canggihnya industri tersebut. Tetap diperlukan tenaga yang profesional untuk mengerjakan bahan-bahan produksi ini. Profesionalitas ini dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang mengarah pada keahlian pada masing-masing bidang. Hume mengatakan,
 "When a nation abounds in manufactures and mechanic arts, the proprietors of land, as well as the farmers, study agriculture as a science, and redouble their industry and attention."
 Contoh di atas mengungkapkan perlunya suatu pembelajaran sebelum bekerja. Sebagaimana petani yang belajar pertanian, dan para pekerja pabrik belajar industri, maka para pekerja lainnya pun perlu memperhatikan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
 Meskipun teori ini tampak ideal dan mantap, namun tetap ada hambatan dalam mewujudkannya, yaitu kemalasan yang muncul dari kebiasaan. Kemalasan dalam bertani menyebabkan menurunnya hasil produksi padi atau gandum.Â
Kendati pun digarap hasilnya tidak akan masksimal. Kemalasan ini menyurutkan semangat bekerja dan tidak akan menjadikan seseorang ahli di bidangnya. Kemalasan ini  mungkin dapat dikaitkan dengan kebiasaan instan, di mana para pekerja hanya ingin mencari jalan termudah untuk menghasilkan suatu komoditas, tanpa memperhatikan kualitas, dan kelayakannya. Hanya keuntungan diri sendiri yang menjadi perhatiannya, dan tentu saja ini tidak akan mewujudkan cita-cita bersama.
(Bersambung ...........)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H