Mohon tunggu...
Vinsensius SFil
Vinsensius SFil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Filsafat

Suka membaca dan menulis yang bermanfaat bagi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Profesionalitas dalam Menuju Kesejahteraan Masyarakat (Bagian 1)

7 Maret 2023   23:34 Diperbarui: 7 Maret 2023   23:40 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi profesionalitas. sumber: https://www.suara.com/lifestyle/2017/12/07/165000/profesi-ini-paling-digandrungi-generasi-zaman-now

Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kebutuhannya, baik itu kebutuhan primer maupun sekunder. Dalam rangka memenuhi kebutuhannya pun manusia tidak dapat mencapainya sendiri, mengingat bahwa kebutuhan manusia itu sangat kompleks, maka ia membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, muncullah konsep bahwa manusia itu makhluk sosial. Berkaitan dengan kebutuhan ini, kehidupan manusia berhubungan erat dengan permasalahan ekonomi.

Ekonomi adalah kegiatan manusia yang melibatkan banyak orang. Kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi menyentuh persoalan kesejahteraan umum dan keadilan. Maka, berbicara tentang ekonomi, juga berarti berbicara tentang kesejahteraan masyrakat. Ekonomi tidak hanya berkisar pada kebutuhan pribadi, atau keluarga saja, tetapi juga kebutuhan orang lain, yakni masyarakat pada umumnya. 

Dalam tulisan ini saya akan menguraikan pemikiran David Hume yang mengungkapkan hal fundamental dalam perekonomian masyakarat. Teori ini juga akan dibandingkan dengan pemikiran Aristoteles, yang juga membicarakan tentang hal tersebut, dalam konteks hidup di polis (kota/ negara). Tentu saja dalam perbendingan ini ada persamaan dan ada perbedaan juga. Saya juga memberikan relevansi dari kedua pemikiran ini yang dapat diterapkan dalam konteks hidup bermasyarakat di Indonesia.  

Filsafat Ekonomi Hume

David Hume lahir di Edinburgh, Skotlandia pada tahun 1711. Ia adalah seorang filsuf empiris, yang menganggap bahwa sumber dari segala pengetahuan adalah pengalaman inderawi. Maka, pemikiran empiris ini akan sangat berpengaruh pada tulisan-tulisannya. 

 Salah satu tulisannya yang berkaitan dengan ekonomi ialah Of Commerce. Dalam buku ini sangat kental bahasa empiris dari Hume. Ia mengungkapkan teorinya dengan mengungkapkan sejarah yang telah terjadi pada masa lalu. Meskipun, ia sendiri meragukan kebenaran dari sejarah itu (mengingat, bahwa Hume adalah juga seorang skeptis radikal, yang menolak hukum sebab-akibat). Tetapi ia tetap memberikan kemungkinan-kemungkinan yang sekiranya dapat dipegang untuk menjalani hidup ini, terkhususnya dalam perekonomian masyarakat. Berikut ini penjabaran mengenai pemikiran Hume tentang ekonomi:

 Sebagaimana yang diungkapkan dalam pendahuluan di atas, bahwa permasalahan ekonomi itu bukan hanya berkisar pada kebutuhan pribadi atau keluarga tertentu, tetapi juga berkaitan dengan kehidupan sosial. Maka, di sini setiap pekerja dituntut untuk mampu menghasilkan sesuatu atau produksi yang terbaik. Hume mengungkapkan demikian:

 "If these superfluous hands apply themselves to the finer arts, which are commonly denominated the arts of luxury, they add to the happiness of the state; ..."(David Hume, Of Commerce).

 Hasil produksi yang baik akan menambah kebahagiaan dalam suatu negara. Maka, dalam kegiatan produksi perlu memperhatikan kualitas barang yang dihasilkan, kelayakannya, dan efeknya bagi banyak orang yang akan mengonsumsinya.

Suatu hasil produksi yang baik dapat dihasilkan jika ada keahlian dari para pekerjanya. Keahlian dari para pekerja akan mempengaruhi keefektifan dari proses produksi dan hasil produksi tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Hume dalam kalimat di bawah ini, bahwa perkembangan kemampuan dan industri akan meningkatkan hasil  produksi, bahkan akan menghasilkan produksi yang melebihi kebutuhan yang mereka perlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun