2. Revolusi Intelektual.
Ketika sebuah paradigma lama gagal meyajikan model yang sesuai dengan sebuah fenomena yang teramati, paradigma itu akan bergeser dan terjadilah revolusi.
Menurut Thomas Kuhn, pengaruh paradigma yang sangat kuat dalam perkembangan ilmu pengetahuan tidak hanya terjadi di dalam penelitian saintifik, tetapi juga pada bidang lain dalam kehidupan. Paradigma selalu mempengaruhi semua cara berpikir manusia, tidak hanya di dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga di dalam dunia sosial. Agama, dan kebudayaan. Sangat sulit bagi seseorang untuk melepaskan diri dari paradigma yang ia pegang, dan merumuskan sesuatu yang sama sekali berbeda.
Pandangannya tentang paradigma tertulis dalam bukunya yang berjudul The Structure of Scientific Revolutions. Dalam buku ini diungkapkan bagaimana perubahan dari paradigma yang mapan di dalam situasi yang normal sampai kemudian disingkirkan akibat krisis di dalam ilmu pengetahuan itu sendiri.
Ada banyak contoh dalam sejarah ilmu pengetahuan tentang bagaimana suatu paradigma yang mapan pada akhirnya mengalami krisis, dan kemudian digantikan oleh paradigma yang baru. Salah satu yang paling jelas adalah bagaimana paradigma Kopernikus yang melihat marahari sebagai pusat tata surya menggantikan paradigma Aristoteles dan Ptolemy yang melihat bumi sebagai pusat tata surya.Â
Ada juga perubahan paradigma yang lainnya, seperti ketika teori relativisme Einstein menggantikan paradigma Newtonian telah menjadi paradigma dominan di dunia ilmu pengetahuan sampai digantikan oleh paradigma yang sama sekali berbeda, seperti yang dirumuskan Einstein.
Kuhn telah dengan jujur mengungkapkan realita dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Ia tidak hanya berteori tentang sesuatu yang ideal dan mengawang-awang, tetapi sungguh sesuatu yang terjadi di realita, terlebih dalam konteks para ilmuwan. Maka, demi memperoleh perkembangan yang lebih baik, kita harus merubah paradigma kita. Kita perlu menggantikan paradigma kita yang lama dengan paradigma baru yang lebih progresif.
Bersambung ..................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H