Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Rayben" Hitam dan Pergerakan Bola Mata

20 Agustus 2023   05:51 Diperbarui: 20 Agustus 2023   05:59 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Insert dari Putri Bintang Anneliese)

                                    (By Al Hayon).

            Musim kemarau sudah beberapa bulan mulai, sehingga cuaca terasa panas. Di belahan Indonesia lain masih terus turun hujan di musim ini. Di wilayah ketinggian dari permukaan laut, beberapa daerah di wilayah kami masih juga didatangi hujan.  

Saudara-saduaraku di daerah pantai punya cerita sendiri. Mereka bilang: "Gelombang laut tinggi disertai angin kencang. Udara dan cuaca di siang hari panas sekali. Malamnya  dingin karena pengaruh angin pegunungan bertiup ke pantai.  Ya, risikonya, hasil tangkapan kami di laut menurun drastis, dan sudah jelas pengaruhnya ke dunia pasar: "Harga ikan meningkat dua kali lipat dari harga biasa."

            Cerita kawan dari pegunungan, tidak beda; "Situasi malam dan siang hari di daerahnya, pada hari-hari sebelumnya, berubah drastis. Kalau cuaca tidak sedang angin kencang berarti hujan lebat, dan sebaliknya.  Tidak hanya itu, malam hari dingin sekali, berkisar 12-16 derajat Celsius.

Untuk yang merasa nyaman dengan keadaan itu, semua jadi indah. Tetapi bagi yang tidak biasa, keadaan itu merusak fisik. Flu mudah datang. Selimut tidur serasa basah sampai di pagi hari. Aktivitas harian mandeg. Kulit mengkerut dan daun telinga menjadi kecil sekali,"  ungkap Arwadi Lay, karibku dari pedalaman.

Ini anomali musim yang terjadi seminggu lalu, tidak untuk hari-hari ini. Sekarang suhu panas meningkat naik di siang hari, disertai tiupan angin sedikit kencang. Malam hari keringatan.

Ketika pagi, pada pukul tujuh lewat sedikit, matahari begitu polos menyinari dari arah timur, dan beberapa menit kemudian kulit diserang panas membakar. Wajah terasa panas dan pandangan mata menjadi silau.

Ya, siang hari panas dan silau. Di kendaraan-kendaraan, di pasar-pasar, di atas roda dua sepanjang jalan, banyak yang menggunakan masker karena takut diserang debu panas. Di mata bertengger "Kaca Mata Rayben"; gelap dan setengag gelap. Asyik sekali kelihatannya.

Pemandangan yang terakhir ini menarik. Hampir kujumpai dua, tiga bahkan lebih orang mengenakan kaca mata rayben. Bahkan selain menggunakan kaca mata rayben, mereka juga masih menggunakan masker untuk mulut dan hidung, juga pelindung kepala; topi atau shal.

Siang itu terik sekali. Melalui medsos, saya mendapat kirminan foto-gambar sahabat saya yang sedang berpose  lengkap dengan topi dan kaca mata rayben. Gayanya keren. Gambar itu diambil saat sedang santai, setelah menempuh beberapa ratus meter berjalan kaki di bawah terik matahari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun