NATAL: UNIK Â SEKALIGUS UNIVERSAL.
Tidak terkira jumlahnya bahwa hampir dijumpai di seluruh pelosok dan sudut kota di dunia ini, ada saja sekelompok atau bahkan segelintir orang merayakan natal dengan cara yang berbeda, namun maknanya tetap sama.
Terlepas dari cara agama-agama merayakan natal, secara esensial makna natal itu universal. Natal itu adalah moment kehidupan, domain kekeluargaan dan kesempatan perjumpaan, serta merasakan kebersamaan.Â
Perjumpaan, kekeluargaan/ persaudaraan dan kebersamaan yang penuh sukacita dan bahagia. Suasana damai dan nilai kasih mendapat tempat pertama dan utama, paling istimewa dan paling tinggi posisinya.
Aneka kebiasaan dan tradisi, beragam bentuk dan kekhususan selalu menjadi cirikhas seseorang, sekelompok orang, komunitas, organisasi bahkan negara yang merayakan natal, baik itu di Eropa, Afrika, Asia, Amerika, Australia dan di Antartika.
Hal-hal mendasar berupa cirikhas natal seperti ada ratusan idiom dalam dialek bahasa masing-masing untuk diucap-sapakan: "Selamat Natal."Â
Ada juga pohon natal sebagai salah satu symbol khas natal, meskipun kadang-kadang bukan berbentuk serupa pohon cemara, karena  alasan iklim dan lain-lain lalu didekorasi dari material lain seindah mungkin menjadi pohon natal.
Kisah dari Afrika oleh seorang misonaris: "Bahwa natal biasanya bertepatan dengan akhir panen kakao, di mana para pekerja kembali ke keluarga mereka untuk berkumpul bersama."Â
Pada perayaan Natal ada kebiasaan bagi kaum muda yang berkeliling di jalan-jalan desa atau kota menyanyikan lagu-lagu dan nyanyian Natal.
Di Kenya dan Ghana, penduduk kristen pergi ke gereja untuk menghadiri kebaktian keagamaan. Mereka bersuka cita. Sepulangnya mereka santap bersama. Ada aneka hidangan: "nasi dan pasta yang dibuat dari kentang, singkong atau jagung, fufu, polenta dan daging-dagingan."
Di bagian Afrika Selatan, natal jatuh di tengah musim panas. Jadi pengganti salju, ada bunga-bunga khas musim panas digunakan untuk menghias rumah dan gereja.Â
Acara makan siang disajikan di luar ruangan, dengan kalkun, daging sapi panggang, nasi kuning, Â sayuran dan pudding. Luar biasa.
Di bagian lain dunia ini pernak-pernik natal begitu menonjol seperti, selain Pohon Natal menjadi symbol menonjol ada juga kehadiran "Santa Claus" dengan berbagai asesoris khasnya. Selain makan malam keluarga yang istimewa tidak lupa dihidangkan makanan penutup yang khas, yakni Pudding Natal.
Kisah dari Bolivia, misalnya. Natal bertepatan dengan festival panen karena itu ada juga kesempatan untuk berdoa kepada Ibu Pertiwi  Pemberi Rezeki untuk kehidupan. Â
Sementara itu di Brazil, yang bisa ditemukan bukan kebiasaan  membuat pohon natal, tetapi adegan kelahiran natal.
Di Argentina. Tahun ini sepertinya "kado Natal" teristimewa adalah menjadi Juara Dunia Fifa World Cup 2022. Itu juga, namun Natal di sana bertepatan dengan awal hingga pertengahan musim panas dengan udara yang cendrung hangat. Di rumah-rumah dan pusat perbelanjaan didekorasi dengan tema Natal.
Tidak ketinggalan ornament yang mengingatkan kelahiran Yesus, yang mereka sebut "Pesebre." Keluarga-keluarga berkumpul dan menikamti hidangan lezat berbahan dasar babi dan kalkun dan lain-lain lagi.Â
Mereka juga mengikuti perayaan Natal di gereja-gereja dan setelah perayaan sukacita natal masih dilanjutkan dengan acara-acara gembira lainnya. Tidak lupa ada acara memberi hadiah atau kado natal untuk orang-orang terkasih.
Di Jepang. Natal juga dirayakan di sana meski Hari Natal bukanlah hari libur nasional. Yang menarik Santa Claus versi Jepang adalah figur seorang biarawan Budha.Â
Selama periode Natal, orang Jepang biasa menghias rumah  mereka dengan tanaman hijau.  Mereka yang tidak bekerja biasanya menjadi sukarelawan di rumah sakit, bersama orang tua dan anak-anak. Kebiasaan mengucapkan Selamat Natal di sana adalah sesuatu yang wajar.
Di Tiongkok-China, sebagai salah satu negara penghasil pernak-pernik natal terbesar di dunia, perayaan Natal hanya dirayakan di kota-kota besar, seperti di Shanghai dan Beijing. Â Hal ini wajar karena penduduknya hanya sedikit persen yang kristiani.
Anak-anak di sana biasanya membuat "pohon cahaya." Itu serupa  pohon natal asli yang dihiasi dengan lentera Tiongkok Klasik. Bagi pasangan muda adalah saat untuk bertukar kado.Â
Ada ucapan Salam Natal dalam bahasa mereka. Pada malam natal "orang-orang memberi apel, "itu Apel Damai." Disinyalir lagu Natal yang popular di Tiongkok, "Jingle Bells."
Di Eropa perayaan natal punya tradisi, adat istiadat dan kepercayaan yang kuat. Pesta natal ini memiliki nilai historis religius (agama) yang kuat. Selain simbol-simbol natal klasik, santa Claus dan pohon natal, kandang natal juga hampir bisa dijumpai di setiap gereja atau sudut kota.
Dari sisi yang agak sekuler, aktivitas khas yang dilakukan selama liburan natal adalah pergi ke bioskop untuk menonton film natal atau bernyanyi dan memainkan nyanyian pujian dan lagu-lagu natal. Â
Di Italia dan Spanyol, diperlihatkan adegan kelahiran Yesus, sebuah pemberitaan ulang kelahiran yang popular dan sugestif. Di Portugal dengan sajian khas Natalnya, "Bolo rei atau Kue Raja.Â
Di Spanyol, anak-anak menerima hadiah natal pada tangal 6 januari (hari raya epifani), sekaligus menjadi tanda berakhirnya  liburan natal.Â
Diceritakan bahwa di Italia, Perayaan Natal tidak bisa dipisahkan dari sebuah perayaan besar penganut agama katolik di Roma-Italia.Â
Misalkan, menjelang pesta Natal ada kebiasaan orang-orang di Italia untuk berbelanja. Dengan suhu yang sangat dingin di bulan Desember  orang tetap saja turun ke jalan  dan pergi ke toko  untuk berbelanja. Toko-toko yang gemerlap dengan dekorasi dan pernak-pernik Natal penuh pengunjung.
Ada yang memberi hadiah terindah dan special untuk orang-orang tercita, keluarga dan teman-teman, atau diri mereka sendiri. Â
Tradisi Natal lainnya di Italia, seperti juga di belahan dunia lain. Ada hiasan pohon Natal. Dekorasi Natal terpasang sejak tanggal 8 Desember Hari Raya Bunda Maria dikandung tanpa noda.Â
Di bawah pohon natal, setiap keluarga menempatkan semua hadiah yang  kemudian akan dibagikan pada malam natal, Christmas Eve.
Pernak-pernik Natal yang harus ada ketika mendekorasi adalah gua, patung Maria, Yusuf, lembu, keledai dan bayi Yesus.Â
Cirikhas lain perayaan Natal di Italia adalah soal jenis Roti yang disebut "Pandoro" Â dan "panettone." Ada juga permaianan tradisional yang selalu hadir pada jelang perayaan Natal, namanya Tambola. Mirip permainan bingo.
Antara Natal dan Tahun Baru ada perpanjangan liburan sampai tanggal 6 Januari. Dalam pandangan Agama, tepat dengan peringatan para Majus/ Sarjana dari Timur  yang datang kepada kanak-kanak Yesus. Dari sudut pandang lain yang agak tradisional hari itiu adalah hari datangnya "Befana".
Dalam imajinasi umum Befana adalah seorang wanita tua yang datang di malam hari. Ia mengenakan topi romawi, mengunjungi rumah-rumah dengan membawakan kaus kaki yang penuh dengan permen  untuk dibagikan kepada anak-anak.Â
Segala kisah di atas hanya mamu memberitahu bahwa Natal kaya akan nilai kehidupan dan nilai kekeluargaan. Ia unik sekaligus universal.Â
Ia mengajak untuk coba menghabiskan sedikit waktu dengan mencoba keluar dari rutinitas pribadi untuk menikmati relaksasi dan menyapa serta ada bersama orang-orang yang kita cintai. Duduk bercerita, berbagi (bahkan solider) dan makan bersama.
Natal adalah perayaan historic religious. Ia mengajak kita untuk bersuka cita, bersikap rendah hati untuk sebuah kedamaian hidup. Ia mengajak kita, siapapun dia untuk menghormati kehidupan.
Kembali kepada keluarga dan memulai segala bentuk kasih, saling menjaga dan melindungi, saling respek dan menghargai, saling memperhatikan dan berbagi suka dan derita.Â
Natal mengajak kita untuk meramu kehidupan dalam segala bentuknya untuk kemudian dipersembahkan kepada Sang Hidup, Emanuel, Allah beserta kita.
Pojok bintang yang merupakan pernik utama dan symbol cahaya surgawi mengajak kita untuk menjadi terang bagi sesama. Jika terang kita hanya kecil saja, biarkan ia hanya menerangi diri kita untuk menuju kepada "Terang besar."
Buatlah hidup ini menjadi adonan sempurna yang menghadirkan suka cita untuk dinikmati bersama. Mari wujudkan perdamaian dan suka cita bagi dunia.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H