Saya melihat banyak sekali perkembangan mata uang digital Bitcoin selama kurang lebih enam bulan terakhir ini. Tatkala akhir tahun lalu, banyak pemerintah negara-negara di dunia menolak kehadiran Bitcoin, kini sejumlah negara, termasuk bank-bank kelas dunia merangkul sistem keuangan revolusioner ini, tidak terkecuali mantan petinju kelas berat dunia Mike Tyson. Pasalnya, pada 24 September lalu, ia secara resmi meluncurkan anjungan tunai mandiri (ATM) Bitcoin di kafe Off the Strip di Las Vegas, Amerika Serikat. Kepada media daring coindesk.com, ia berkata, “Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari revolusi Bitcoin.” ATM itu memungkinkan orang-orang menukarnya uang dolarnya menjadi Bitcoin.
Sekitar tiga bulan sebelumnya, tidak sedikit yang meragukan kebenaran kabar, Mike Tyson menerima faedah Bitcoin. Buruknya, banyak yang menganggapnya kabar burung, termasuk anggapan miring, ada yang sejumlah pihak yang mencatut namanya untuk mereguk keuntungan sesaat.
Sedikit mundur ke tahun 2014, pemerintah Singapura pernah menegaskan pemanfaatan Bitcoin sangat berisiko tinggi dan jikalau masyarakat merasa dirugikan, maka silahkan tanggung sendiri. Pernyataan itu kontras dengan kebijakan baru negara pulau itu, ketika pada awal Juli 2015, pemerintah, melalui Bank Sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore) secara resmi mengungkapkan akan meningkatkan penelitian dan pengembangan blockchain (teknologi yang menjadi tulang punggung mata uang digital Bitcoin). Alasan utama di balik itu adalah untuk upaya investasi di bidang teknologi keuangan yang murah, cepat, sekaligus aman. Dananya tidak main-main, mencapai US$225 juta!
Dengan kata lain, penerapan teknologi keuangan terdesentralisasi memungkinkan manfaat besar yang dirasakan nasabah, ketika misalnya mengirimkan uang dari Singapura ke Kanada tidak perlu sampai 3-5 hari kerja, cukup kurang dari 3 menit dengan biaya jauh lebih murah, terlebih-lebih dibandingkan dengan jasa pengiriman uang Western Union.
Selain melalui Bank Sentral Singapura, negara itu juga mendukung kehadiran mata uang digital melalui Temasek Group, perusahaan investasi raksasa dimiliki pemerintah. Bahkan pada Maret 2015, Pemerintah Singapura menunjuk startup CoinPip, sebagai salah satu dari 10 perusahaan dari Singapura yang mewakili negara itu hadir sebagai peserta dari perhelatan South by Southwest (SXSW). SXSW adalah acara besar bertaraf internasional yang diselenggarakan setiap tahun di Texas Amerika Serikat guna memamerkan kemajuan terkini bidang musik, film dan teknologi interaktif. Ungkapan keterbukaan Pemerintah Singapura terhadap Bitcoin juga terlihat dari diterimanya Coinbase, perusahaan berbasis Bitcoin asal Amerika Serikat untuk membuka cabang di Singapura pada bulan lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H