Siapa yang tidak asing dengan film "Laskar Pelangi" ? Film adaptasi tersukses di Indonesia yang disutradarai oleh Riri Riza dengan mengadopsi novel karya Andrea Hirata ini berhasil meraih banyak penghargaan di mancanegara.
Sebelum membahas faktor kesuksesan film Laskar Pelangi, yuk simak penjelasan singkat tentang film adaptasi.
Film adaptasi merupakan karya film yang menyajikan plot (alur cerita) atau informasi yang berlandaskan sebuah karya sastra lainnya dengan menggabungkan beberapa aspek didalamnya. Gabungan beberapa hal tersebut bertujuan untuk menarik minat pada masyarakat, seperti adanya kesamaan pada cerita yang asli (fidelity to the story), kreasi tambahan (creative addition), serta adanya gap temporal antara membaca buku dan menonton film. (Riyani & Wasisto, 2021)
Laskar Pelangi (2008) merupakan film adaptasi novel yang sukses di Indonesia dengan meraih banyak penghargaan lokal maupun internasional. Film Laskar pelangi memiliki tema pendidikan yang sangat relevan dengan kehidupan di Indonesia dengan berlatarkan waktu di tahun 1970-an. Menceritakan tentang kehidupan anak-anak Bangka Belitung yang memiliki semangat belajar yang tinggi. Dalam novelnya, Andrea Hirata terinspirasi dari masa kecilnya saat berada di Bangka Belitung dengan hidup dalam keterbatasan ekonomi.Â
Film Laskar Pelangi menggambarkan berbagai aspek kehidupan seperti dinamika kekeluargaan, persahabatan, keterbatasan, nilai-nilai moral, serta pendidikan. Nilai-nilai yang diangkat dalam film Laskar Pelangi ini adalah nilai demokratis, dengan menunjukan sifat semua tokoh yang tidak membeda-bedakan tentang latar belakang ekonomi yang ada. Kisah ini menceritakan tentang semangat juang anak-anak Bangka Belitung dalam menempuh pendidikan walaupun mengalami keterbatasan ekonomi di sekolah yang masih mengedepankan nilai-nilai moral, akhlak, serta keyakinan yang selalu diutamakan dari segalanya.
Tak heran, jika Film Laskar Pelangi berhasil meraih banyak penghargaan Internasional seperti, penghargaan Film dan Best Editor di Asian Film Awards di Hong Kong, selain itu, film ini mendapatkan penghargaan HIGNIS Awards di Hong Kong International Film Festival. Tak hanya di Asia bagian Timur, Film Laskar Pelangi (2008) juga mengepakan sayapnya di Iran dengan memenangkan Golden Butterfly Award dengan kategori film terbaik di International Films for Children and Young Adult, dan sebagainya. Film Laskar Pelangi juga telah diputar di festival film internasional di beberapa negara, antara lain 11th Udine Far East Film Festival di Italia, Barcelona Asian Film Festival 2009 di Spanyol, Festival Film Internasional Fukuoka 2009 di Jepang, Singapore International Film Festival 2009 dan lain sebagainya. (ANTARA News, 2009)
Pencapaian yang telah dicapai oleh film Laskar Pelangi (2008) tentu didukung oleh faktor-faktor pendukung kesuksesan film ini. Film ini menyajikan cerita yang sangat inspiratif namun bersifat universal karena cerita ini merupakan cerminan dari realita pendidikan di Indonesia yang masih belum merata sampai di kawasan terpencil sekalipun. Latar belakang kemiskinan dan status sosial juga merupakan situasi yang menjadi penyebab ketimpangan akses pendidikan yang masih sering dijumpai di Indonesia. Selain itu, nilai-nilai positif yang diangkat dalam film ini seperti semangat pantang menyerah yang tertanam pada karakter tiap tokoh yang selalu mengutamakan pendidikan walaupun banyak kendala dan keterbatasan yang ada. Latar tempat yang berlokasikan di Pulau Belitung, mampu mengajak penonton untuk ikut merasakan serta membayangkan bagaimana suasana di daerah tersebut. Visualisasi yang diambil seperti pemandangan laut biru, pantai berbatu, dan desa di Pulau Belitung yang indah.Â
Faktor pendukung kesuksesan film Laskar Pelangi ini juga ditunjukkan melalui akting tiap pemain yang sangat memukau, pemilihan aktor cilik yang tepat juga menjadi aspek pendukung untuk menggambarkan tokoh-tokoh anak-anak yang lugu, natural namun tetap menyentuh siapa saja yang menonton seperti Zulfanny yang berperan sebagai Ikal, Ferdian yang memerankan Lintang, Dewi Ratih Ayu sebagai Sahara, dan lain sebagainya . Selain itu pemain senior seperti Cut Mini Theo yang berperan sebagai Ibu Muslimah, Ikranagara sebagai Pak harfan, Mathias Muchus sebagai Bapak Ikal, Rieke Diah Pitaloka sebagai Ibu Ikal, Jajang C. Noer sebagai Istri Pak Harfan, dan aktor atau aktris lainnya yang sangat mendukung dalam membangun chemistry yang kuat antar pemainnya. Aspek musik juga sangat berperan penting dalam mengiringi setiap emosi maupun suasana atau momen dalam film Laskar Pelangi. Selain itu, dengan menggunakan lagu tema yang mudah untuk diingat akan mampu menjadi populer dikalangan masyarakat.Â
Kesuksesan yang dicapai oleh Film Laskar Pelangi (2008) merupakan perpaduan dari banyak faktor yang saling melengkapi dan mendukung. Cerita yang diangkat bertemakan universal, inspiratif, visual yang memukau, akting para aktor yang mampu memberikan ruh dalam cerita, latar musik yang memorable, promosi yang efektif dan beberapa faktor eksternal yang saling mendukung dan berkontribusi dalam keberhasilan film ini.Â
Daftar Pustaka :Â
https://www.antaranews.com/berita/154750/laskar-pelangi-diputar-di-festival-film-jepangÂ