Pada era sekarang, kita sudah mengenal istilah emansipasi wanita, dimana emansipasi wanita itu adalah proses pelesapan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju. Sekarang tidak ada lagi perbedaan yang signifikan antara wanita dan lelaki, semua memiliki hak yang sama dan derajat yang sama. Saat ini wanita mendapatkan hak untuk mendapatkan pendidikan seluas-luasnya dan setinggi-tingginya, Wanita juga di akui kecerdasannya dan diberi kesempatan yang sama untuk mengaplikasikan keilmuan yang dimilikinya, dan pada era seperti ini wanita juga bukan lagi jadi sesuatu yang rendah dan bukan lagi hal yang bisa di rendahkan derajatnya di mata pria. Walapun pada hakikatnya pria dan wanita memliki kelebihannya masing- masing, dan bukan berarti kata-kata emansipasi wanita ini menjadi “kedok” untuk kebebasan yang berlebihan, karena pada jaman seperti sekarang juga banyak wanita yang menjadikan kata emansipasi menjadi senjata untuk melakukan semua hal yang ia sukai. Padahal wanita juga tidak terlepas dari kodrat awalnya, wanita juga punya batasan untuk melangkahi laki-laki, baik dalam masalah memimpin, mencari nafkah untuk menambah penghasilan dan lain sebagainya.
Berbicara tentang emansipasi wanita, tentunya kita akan mengingat salah satu orang yang berjasa dan berperan penting dalam emansipasi wanita ini, siapa lagi kalau bukan Raden Ajeng Kartini atau dikenal sebagai R.A Kartini. Mengenai Biografi dan Profil R.A Kartini, beliau lahir pada tanggal 21 April tahun 1879 di Kota Jepara, Hari kelahirannya itu kemudian diperingati sebagai Hari Kartini untuk menghormati jasa-jasanya pada bangsa Indonesia terutama bagi kaum hawa. RA Kartini adalah sosok wanita yang sangat antusias dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Hal ini membuatnya memiliki hobi membaca dan menulis. Sehingga melalui hobinya tersebut menjadikan beliau suka membaca surat kabar atau majalah-majalah dari kebudayaan Eropa. Melalui bacaan tersebut, beliau mulai berpikir untuk dapat memajukan perempuan Indonesia, karena pada saat itu kedudukan wanita Indonesia masih sangat tertinggal jauh dengan wanita-wanita Eropa. Bahkan pada saat itu wanita Indonesia memiliki status sosial yang cukup rendah. Hal ini menuntut RA Kartini untuk dapat membebaskan para wanita Indonesia dan memperjuangkan mereka untuk dapat memperoleh persamaan, kebebasan, dan otonomi serta kesetaraan hukum. RA Kartini ingin melihat wanita Indonesia dapat menuntut ilmu dan belajar seperti yang lainnya. Dengan usaha yang dia lakukan, akhirnya beliau diberikan kebebasan untuk mendirikan sekolah wanita pertama yang dibangun sebelah kantor pemerintahan Kabupaten Rampang, dan kini dikenal sebagai Gedung Pramuka Indonesia.
Di zaman era globalisasi ini dengan adanya emansipasi wanita tentu sangat berpengaruh positif bagi kaum wanita, dimana kaum wanita disetarakan dengan kaum pria dalam bidang sosialnya. Tanpa harus merubah kodratnya, sehingga seorang wanita tidak hanya di dalam rumahnya dan menjadi penghuni dapur saja, namun seorang wanita dapat mengecam pendidikan yang tinggi dan mendapatkan hak-hak nya sebagai seorang wanita, meraih cita-cita yang tinggi yang mungkin bisa bersetara dengan jabatan tertinggi seorang pria bahkan bisa melebihi jabatan tertinggi seorang pria sekalipun. Tapi masalah yang sering terjadi banyak yang salah mengartikan dengan namanya emansipasi wanita sehingga sering kali terjadi perkelahian antara wanita dan pria, terlalu banyak wanita yang hanya memikirkan karir sehingga lupa dengan keluarganya sehingga banyak anak-anak yang pada saat ini kehilangan sosok ibu yang diharapkan. Oleh karena itu, kita harus lebih memahami dan memaknai apa arti dari emansipasi wanita yang sebenarnya agar tidak terjadi dampak yang tidak diinginkan. Jangan sampai perjuangan dari seorang RA kartini justru disalah artikan dan disalah gunakan. Kita sebagai wanita harus pandai-pandai dalam menyikapi sesuatu, karena RA kartini juga pernah mengatakan bahwa begitu banyak hal yang bisa menjatuhkanmu, tapi satu – satunya hal yang benar – benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri. Sebagai seorang wanita kita juga patut untuk terus aktif membuat sebuah perubahan. Ingat, teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup? Kehidupan yang sebenarnya itu boleh dikatakan sangatlah kejam, apabila kita tidak tahan banting dengan segala kekejaman di dunia yang fana ini kita akan sangat jauh tertinggal dengan bangsa-bangsa di luar sana yang sangat tahan banting terutama dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama lagi dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan cepat ini kita harus pandai memanfaatkannya sesuai dengan tempatnya, bukan malah kita yang diperbudak oleh perkembangan teknologi tersebut.
Oleh karena itu, dengan setiap perkembangan dan perubahan di era sekarang ini seorang wanita juga tidak boleh melupakan kodratnya sebagai ibu rumah tangga (apabila ia sudah berumah tangga) , walaupun sekarang pria dan wanita mempunyai hak yang sama dalam menimba ilmu setinggi-tingginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H