Topik utama sidang pastoral perdana Keuskupan Labuan pada hari yang ketiga Rabu (15/01/2025) adalah materi tentang  tahun Yubelium dan rencana tindak lanjut.
Sidang pastoral hari ketiga ini, Romo Gotfridus S. Angkur menjelaskan tentang Tahun Yubelium sedangkan Ketua Puspas Keuskuapan Labuan Bajo  Romo Charles Suwendi menyampaikan hal-hal penting  berkaitan hasil evaluasi dari  25 paroki dalam rapat  pastoral hari pertama sidang pastoral Keuskupan Labuan Bajo.
Di hadapan para peserta sidang romo Lian menjelasakan bahwa ada Penekanan utama di Tahun Yubileum 2025 yakni harapan tidak mengecewakan. Paus Fransiskus berharap tahun Yubileum ini menjadi kesempatan bagi semua umat Allah untuk berjumpa dengan Kristus, yang adalah "Pintu" keselamatan kita dan Sumber Pengharapan.
Harapan menawarkan kepastian akan kasih Tuhan. Harapan akan menjadi teman perjalanan bagi umat beriman untuk berjumpa dengan Kasih Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Harapan juga akan menjadi spirit bagi umat beriman yang akan berziarah ke kota Roma, maupun yang merayakan tahun Yubileum di keuskupan atau gereja masing-masing. Seringkali kita menjumpai orang-orang yang putus asa, pesimis dan sinis terhadap masa depan, seolah-olah tidak ada yang bisa membawa kebahagiaan bagi mereka dan bagi kita semua,
Dalam topik tentan Yubileum romo Lian menjelaskan bahwa dalam tradisi Yahudi. Yubileum berasal dari kata "Jobel" yang berarti tanduk domba yang kemudian digunakan untuk mengumumkan tahun yubileum setiap lima puluh tahun.
Tahun Yubelium ini menjadi momen pembebasan dan pengembalian tanah serta pembebasan utang dan perbudakan, sebagai simbol kasih Tuhan yang berkeadilan dan tidak egois. Dalam kitab Imamat 25 dikatakan bahwa dalam tahun ini (tahun jobel) semua orang harus kembali ke tanah milik leluhurnya dan penindasan antar sesama harus dihindari.
Makna tahun Yubileum juga berkaitan dengan penghiburan dan istirahat. Segala sesuatu berasal dari Tuhan, dan umat Allah dipanggil untuk menghayati waktu dan hidup dalam kedamaian. Yesus sendiri mengundang mereka yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang dan memperoleh kelegaan kepada-Nya.
Dalam tradisi Yahudi menginspirasi Gereja Katolik untuk mulai merayakan Yubileum atau Tahun Suci. Yubileum pertama terjadi pada tahun 1300 oleh Paus Bonifasius VIII. Namun hal ini, didahului oleh sebuah perjalanan rahmat yang diilhami oleh spiritualitas pengampunan diberikan Santo Selestinus V kepada umat yang mengunjungi Basilika Santa Maria di Collemaggio di Aquila pada tanggal 28 dan 29 Agustus 1294.