Rendahnya minat baca di kalangan masyarakat memang sudah menjadi rahasia umum. Berbagai macam faktor menyebabkan budaya membaca buku semakin menurun dari hari ke hari. Berbanding terbalik dengan minat masyarakat dalam mengakses internet. Banyak orang lebih suka mencari segala informasi melalui internet. Padahal membaca tulisan yang tercecar di internet tidak mampu membentuk daya nalar seseorang. Lain ceritanya jika membaca buku yang ditulis sesuai dengan metodologi yang jelas dan teratur.
Melihat hal ini sekumpulan orang-orang yang peduli pendidikan di Ruteng-Kabupaten Manggarai membangun inisiatif dengan membentuk pondok Komunitas Diskusi Literasi Rakyat.Â
Komunitas Diskusi Literasi Rakyat ini adalah wadah tepat untuk orang-orang yang peduli dengan dunia pendidikan di Kabupaten Manggarai. Komunitas Diskusi Literasi Rakyat ini adalah sayap kanan dari Media Pendidikan Cakrawala NTT yang saat ini menjadi majalah pertama dan satu-satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pater Wilfrid Babun SVD yang dimandatkan sebagai "Presiden" Komunitas Diskusi Literasi Rakyat dalam keterangannya kepada media ini (Senin,08/05/2018) di Ruteng menyampaikan bahwa komunitas diskusi Literasi Rakyat, terinspirasi dari pikiran seorang muda bernama, Gusty Rikarno.Â
Beliau yang adalah pimpinan umum Cakrawala NTT telah "menggangu" sekian banyak orang muda untuk ikut peduli terhadap pembangunan mutu pendidikan di NTT. Komunitas diskusi Lera Gere di Boru - Flores Timur dan komunitas diskusi Secangkir Kopi Kupang adalah contok kecil dari pikiran "gilanya". Â Sore ini komunitas diskusi "Literasi Rakyat" akhirnya ikut terbentuk.Â
Tujuan Komunitas Diskusi Literasi Rakyat ini adalah untuk mengakarkan gerakan literasi hingga di akar rumput dalam wilayah Manggarai Raya.Â
Komunitas ini akan bersinergi dengan semua hati peduli pendidikan untuk ikut mendekatkan pelayanan kebutuhan bahan bacaan di kalangan pelajar, guru dan masyarakat umum khususnya Kabupaten Manggarai Raya.
Tugas mulia ini harus menjadi panggilan kita semua serta menjadi akses untuk kemuliaan diri dan sosial. Kebiasaan membaca harus sengaja diciptakan. Komunitas Literasi Rakyat terpanggil dan bertekad untuk berpartisipasi dalam kerja kemanusiaan.Â
Literasi harus menjadi kebiasaan (habitus) dan kultur sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia pendidikan di Kabupaten Manggarai Raya.Â
Agar tujuan bisa terwujud dalam Komunitas Diskusi Literasi Rakyat ini diperlukan wadah yang jelas serta adanya  aktivitas yang konkret dengan tersedianya buku-buku bacaan untuk kalangan remaja, pelajar dan masyarakat umum. Untuk itu perlu adanya mimpi bersama, sikap optimisme serta sinergisitas dan solidaritas", kata Pater Wilfrid.