Sebuah ironi besar sedang terjadi di sebuah daerah yang bernama Indramayu. sebuah ironi karena memiliki kilang pengolahan minyak yang katanya terbesar di kawasan Asia Tenggara, akan tetapi nyatanya sudah satu pekan ini mengalami kelangkaan Bahan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pepatah lama yang mengatakan "Tikus mati di lumbung padi" rupanya benar adanya. Dan ini terjadi di sebuah kawasan terbesar pengolahan minyak (BBM) se-Asia Tenggara. Balongan-Indramayu
Ya... Indramayu adalah sebuah ironi dari sebuah sistem pemerintahan yang salah urus. Lantas Masyarakat harus mempercayakan kepada siapa lagi untuk mengurus semua ini???
Hendaknya aparat dan pihak yang bertanggung jawab dalam masalah ini, bertindak secara cepat dan tegas, terhadap oknum yang diduga menimbun 'Emas Hitam' ini, agar kelangkaan Bahan Bakar Minyak di Indramayu ini segera dapat terselesaikan.
Untuk melengkapi informasi ini, harga premium di tingkat pengecer sudah mulai melambung tinggi, berkisar Rp. 6.000 - Rp. 15.000. Dan tentunya hal ini mengakibatkan harga jasa dan barang ikut melonjak. Sebagai salah satu contoh sederhana saja adalah biaya cuci motor, yang biasanya dipatok harga Rp. 5.000 - Rp. 6.000 sekarang sudah mencapai kisaran Rp. 7.000 - Rp. 10.000. Pengusaha cuci motor beralasan Premium susah didapat, dan kalaupun ada di pengecer harganya selangit.
Oh... Nestapanya Bangsaku, Negeriku (sang Koruptor menari riang gembira menyanyikan lagu kemenangan...)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H