Mohon tunggu...
Money Pilihan

Kamu Mahasiswa? Ini Dia Tips Untukmu Berinvestasi!

23 Juni 2016   12:43 Diperbarui: 23 Juni 2016   13:02 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://bangkudepan.com/wp-content/uploads/2015/03/mahasiswa-2.jpg

Suatu kali saya pernah mendapat pertanyaan dari teman saya sesama komunitas ketika kami sedang nongkrong di sebuah minimarket di kota gudeg, Yogyakarta. Kebetulan teman saya ini tidak memiliki background ilmu pengetahuan di bidang ekonomi maupun keuangan.

“Bang, aku ini kan mahasiswa. Kira-kira aku cocoknya invest di mana ya?”

“Lah, kamu sendiri ngapain mau invest? Tumben-tumbennya tanya gitu ke aku, salah makan ya tadi?”

“Yah~ Gara-gara bang Vinko cerita-cerita pengalaman pas kuliah dan jalan-jalan ke Jepang, aku jadi kepengen ke Jepang juga. Sekalian mau main KanColle Arcade gitu deh kalau bisa.”

Hm… Kira-kira investasi seperti apa yang cocok untuk teman saya yang seorang mahasiswa ini? Dia belum memiliki penghasilan rutin layaknya orang yang sudah bekerja. Tapi setidaknya dia sudah punya tujuan keuangan yang jelas, walaupun ketika ditanya tentang kapan mau ke ‘tanah suci’ para weaboo* itu dia masih garuk-garuk kepala sendir, tidak tahu baiknya kapan.

Pertanyaannya adalah apakah itu bisa terwujud untuk mahasiswa rantau sepertinya?

Tentu saja, jika tidak dimulai maka tidak akan ada yang tercapai. Memulai apa? Sesuai tajuk artikel ini, berinvestasi merupakan salah satu jalan tercepat untuk mencapai tujuan keuangan semacam itu. Investasi bukan hanya untuk mereka yang sudah bekerja atau punya duit saja. Justru karena posisinya yang masih dijamin oleh orang tuanya itulah (baca: biaya kehidupan sehari-harinya), menjadi seorang pelajar atau mahasiswa justru merupakan saat yang tepat untuk mulai terjun ke dunia investasi. Memahaminya dengan cepat, untuk kemudian dapat mempraktikkannya dengan benar.

Warren Buffet, salah satu investor tersohor dan kenamaan dari Amerika Serikat, mulai belajar untuk berinvestasi di pasar saham pada saat usianya baru menginjak umur 11 tahun. Bahkan beliau pun pernah mengatakan bahwa 11 tahun pun sebenarnya sudah terlambat. Hiperbolis memang, namun Inti dari maksud perkataan beliau adalah sebaiknya para anak muda sudah diajarkan untuk berinvestasi agar uang yang kita investasikan bisa bekerja lebih keras agar tujuan keuangan kita bisa tercapai lebih cepat.

Masih ingatkah kita? Dulu pada saat kita masih kecil, kita yang masih bocah ingusan itu diajarkan orang tua untuk menyisihkan uang kita dan ditabung di celengan binatang seperti celengan ayam atau gajah. Tahukah anda, bahwa sebenarnya kita bisa menerapkan prinsip tersebut sebagai salah satu style investasi yang cocok untuk mahasiswa yang katanya selalu kena gejala ‘kanker’ dan harus selalu makan nasi kecap bergaram atau bahkan puasa promag setiap akhir bulannya.

Lho, kalau demikian halnya cara berinvestasi, bukankah tabungan dan investasi itu bisa dikatakan sama saja?

Berbeda. Menabung bisa dikatakan sebagai sebuah proses atau aktivitas untuk menyisihkan uang dimana uang tersebut dimaksudkan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang sifatnya jangka pendek. Tabungan bukanlah alat yang dimaksudkan untuk melipatgandakan aset/uang yang kita miliki, melainkan hanya sebagai wadah untuk kita bisa menyimpan kelebihan uang yang kita miliki untuk selanjutnya bisa kita gunakan dalam hal yang sifatnya sehari-hari atau dadakan. Secara jangka panjang, pada umumnya jumlah imbal hasil yang diberikan oleh tabungan adalah lebih kecil daripada tingkat inflasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun