Mohon tunggu...
Money

Inflasi: Dampaknya dan Kiat-Kiat Menghadapinya

11 Juni 2016   14:31 Diperbarui: 11 Juni 2016   14:43 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Silahkan hubungi Customer Service bank tempat anda masing-masing punya tabungan yang bisa digunakan untuk sekaligus melakukan investasi reksadana melalui perantara bank tersebut.

BAGAIMANA DENGAN PRODUK TABUNGAN SENDIRI? BUKANKAH ADA SLOGAN MENABUNG PANGKAL KAYA?

Produk tabungan pun, jika bank tempat kita menyimpan uang memberikan persentase bunga yang dibawah tingkat inflasi, akan menjadi sarana yang tidak optimal. Salah satu solusi mandirinya adalah dengan membagi-bagi uang pendapatan anda, berapa persen yang akan digunakan untuk menabung, untuk investasi, dan untuk kebutuhan sehari-hari secara disiplin dan dengan persetujuan dan pengawasan dari pasangan atau keluarga. Tentu saja, ini perlu keteguhan hati untuk terus melakukannya dengan konsisten dan kesadaran penuh tanpa perlu disuruh-suruh lagi.

Oh ya. Ada sedikit tambahan tentang aset keuangan berupa saham. Seperti yang sudah ditekankan baru saja, bahwa berinvestasi di aset keuangan seperti saham, baik secara langsung maupun dalam bentuk reksadana, adalah tepat untuk orientasi jangka panjang. Namun benarkah itu merupakan prinsip yang pasti?

Selain tujuan keuangan dan jangka waktu, jangan lupakan prinsip ketiga yaitu profil risiko. Mungkin saja anda punya tujuan jangka panjang, misalnya masih umur 25 tahun, tapi sudah mau melakukan persiapan dana pensiun secara mandiri tanpa harus menggantungkan nasib pada program pensiun perusahaan BUMN atau swasta yang akan atau sudah anda masuki. Umumnya, reksadana saham bisa menjadi jawaban yang tepat.

Namun demikian, apakah anda adalah orang yang termasuk toleran dengan risiko tinggi? Apakah anda yakin anda tidak akan kena asma dadakan ketika pada suatu pagi mengetahui di surat kabar bahwa pasar saham Indonesia anjlok karena ada kejadian buruk skala nasional yang tak diduga-duga? Instrumen seperti saham mempunyai satu sifat penting, yaitu imbal hasil yang paling tinggi dibandingkan dengan kedua kelas instrumen yang lainnya. Tapi, dengan imbal hasil yang besar datang juga risiko yang besar.

Untuk relasi antara potensi risiko dan potensi tingkat imbal hasil yang terdapat dalam kelas-kelas aset keuangan yang ada di Indonesia, kelak akan dibahas di artikel yang berbeda.

Oleh karena itu, tolong evaluasi dulu apakah anda termasuk tipe investor yang (1) agresif, (2) moderat, atau (3) konservatif. Anda bisa melakukan pengecekan psikologis semacam ini dengan mendatangi para pakarnya, salah satunya adalah para CFP Professional yang bisa ditemukan di kota anda. Selain profil risiko, para CFP Professional juga dapat membantu anda menggali tujuan keuangan berikut jangka waktu investasi yang anda inginkan untuk meraih tujuan tersebut.

Vinko Satrio Pekerti, CFP®

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun