Mohon tunggu...
Vinka Kristy Andriani
Vinka Kristy Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik'18

menulis adalah hobiku.

Selanjutnya

Tutup

Film

Penggunaan CGI dalam Pembuatan Film Avengers: Endgame (2019)

2 September 2020   11:00 Diperbarui: 2 September 2020   11:03 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital, perkembangan teknologi semakin berkembang pesat. Salah satunya ialah perkembangan teknologi Computer Generated Imagery (CGI). CGI, mengutip dari Business Insider, secara sederhana dalam menjelaskan grafik komputer yaitu merancang animasi yang digambar dengan menggunakan tangan, terdiri dari serangkaian gambar untuk menghadirkan ilusi gerakan. 

Menurut sejarahnya, pada tahun 1968, terdapat sekelompok matematikawan dan fisikawan yang diketuai oleh N. Konstantinov menciptakan suatu model matematika inovatif yang memungkinkan untuk menggerakkan kucing di layar. Para ilmuwan tersebut mengembangkan model matematika ke dalam program komputer yang bernama BESM-4. The BESM-4 yang ada dalam komputer dapat mencetak ratusan frame sehingga dapat dikonversi menjadi bahan yang digunakan dalam film.

Pada tahun 1970-an, CGI menjadi suatu pijakan dalam komunitas merancang. Banyak orang mulai bereksperimen dengan teknik film dan membuat teknologi baru dengan cepat. Beberapa tahun setelah menggerakan kucing di layar, animator 2D Peter Foldes menciptakan CGI pertama dalam film animasi pendek. Foldes menggunakan perangkat lunak yaitu frame animasi pertama di dunia key, yang diciptakan oleh Nestor Burtnyk dan Marceli Wein. 

Salah satu penggunaan CGI dalam pembuatan film terdapat pada film Avengers: Endgame (2019). Dilansir dari Screenrant, film Avengers: Endgame menggunakan CGI yang sangat banyak dikarenakan tenggat waktu dan ketidakmampuan tim produksi dalam menyelesaikan kostum untuk kebutuhan syuting film tersebut. Selain itu, beberapa penggunaan CGI pada film ini hadir dikarenakan jadwal yang terburu-buru dan terdapat beberapa potongan penting teka-teki yang belum siap pada waktunya. 

Meskipun demikian, penggunaan CGI pada film merupakan suatu teknologi yang memiliki biaya yang cukup mahal. Mengutip dari Tirto.id, terdapat dua poin mengenai biaya penggunaan CGI yang mahal, yaitu para pekerja efek visual. Pembuatan efek visual komputer yang bagus membutuhkan waktu yang lama. Sehingga, produksi yang berlangsung lama dan jumlah para pekerja efek visual tersebut dapat membuat biaya pembuatan film dengan menggunakan CGI membengkak. 

Namun, film Avengers: Endgame menjadi film terlaris sepanjang masa. Film tersebut meraih sebanyak US$2,7897 miliar atau setara dengan Rp39 triliun. Pencapaian yang dimiliki oleh Avengers: Endgame tersebut diakibatkan perilisan ulang film yang disertai dengan beberapa klip dan bagian yang sempat dibuang. Jika melihat dari pasar internasional, Avengers: Endgame mendapatkan US$1,9 miliar, dengan pendapatan terbesar dari Cina sebesar US$614 juta, lalu Inggris Raya sebesar US$114 juta, dan Korea Selatan sebesar US$105 juta. 

Di Indonesia, film tersebut berhasil mendapatkan US$34,6 juta atau setara dengan RP490 miliar yang membuat film tersebut menjadi film terlaris sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun