Fenomena perombakan kecantikan sudah galib kita ketahui, kian membuat banyak orang terbuai oleh industri kecantikan yang berlomba-lomba menawarkan perubahan yang diklaim sebagai tranformasi keindahan. Wanita tentu pada umumnya mendambakan keindahan fisik yang maksimal dan pada gilirannya akan menampakkan sisi indahnya itu.
  Hal itu seperti halnya yang saya alami saat terpikat dan penasaran dengan apa yang disebut dengan prosedur kecantikan. Prosedur kecantikan merupakan suatu tindakan yang bertujuan merombak wanita secara fisik sehingga menjadi sesuai ekspektasi yang diinginkan, tentunya untuk menjadi lebih cantik. Definisi cantik disini berarti memiliki paras menawan, dengan kulit bak kaca atau penampakan fisik yang diidamkan. Di sisi lain, entah apa yang terjadi dengan wajah atau tubuh ini jika saya membiarkan diri hanyut begitu saja dalam permainan industri estetika, yang seakan menuntun para wanita seperti saya untuk kian mengejar kesempurnaan yang sejatinya adalah sesuatu yang mustahil.
  Prosedur atau perawatan yang saya maksudkan disini tak lain adalah tindakan mempercantik diri dengan metode yang melibatkan penggunaan perangkat khusus dan tersistem teknologi. Contoh itu di antaranya adalah prosedur kecantikan yang saya lakukan, sebut saja needling. Metode yang bagi saya terbilang 'newbie' ini bisa jadi termasuk yang paling aman, tentunya bukan dalam arti secara finansial akan tetapi dalam hal efek yang ditimbulkan terhadap fisik. Di antara berbagai prosedur kecantikan lainnya mulai dari filler hingga bedah laser dengan berbagai ragam detailnya, needling atau tarik benang adalah prosedur yang terbilang paling minim invasi. Minim invasi artinya prosedur tersebut tidak terlalu berisiko menimbulkan efek samping misalnya infeksi atau traumatis berlebihan.
  Dari pengalaman saya itu kemudian saya bisa menyimpulkan bahwa kebanyakan wanita rela melakukan apapun demi bisa menjadi cantik paripurna, tentu dengan berbagai pertimbangan akan sejauh apa tindakan mereka di kemudian hari. Pertimbangan itu di antaranya bahwa dari segi ambisi yang dimiliki masing-masing wanita tidaklah sama. Adapun wanita dengan kadar ambisinya niscaya seiring dengan dukungan berbagai faktor yang menentukan semakin mudah atau tidaknya mereka mewujudkan keinginan tersebut. Wanita dengan ambisi yang tinggi apabila didukung fasilitas memadai tentunya akan semakin mudah pula menjalankan prosedur kecantikan. Namun yang sering ditemukan adalah ambisi itu bisa saja membuat mereka lupa, sesempurna apapun tindakan manusia niscaya memiliki dampak pasti atau satu titik henti pada masanya.
  Ya, merasa senang adalah perasaan pada awalnya saja padahal rasa ngilu akibat luka yang berasal dari tusukan jarum belum lagi mereda. Namun lagi-lagi 'akal sehat' saya memrotes, euforia atau perasaan senang saya itu demikian tipis bedanya dengan kebahagiaan yang sejati. Akhirnya saya memutuskan untuk sementara menyudahi tindakan prosedur kecantikan yang menurut saya sungguh provokatif dalam memengaruhi pola pikir itu. Kembali menjadi wanita tanpa transformasi artifisial membuat saya merasa lebih bahagia dan tetap otentik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H