[caption id="attachment_327335" align="aligncenter" width="562" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]
Usia 6 – 12 bulan. Sampai usia sekitar 8 bulanan si kecil sibuk untuk terus melihat dunianya, namun responnya hanya sekedar melalui pandangannya yang lucu, senyumnya yang imut, keinginannya untuk meraih barang-barang di sekitarnya, serta ocehan-ocehan lucunya. Di usia ini juga, si kecil bisa bermain bersama-sama dengan bayi yang lain, namun terbatas dengan kemampuan di atas. Si kecil belum bisa berinteraksi, belum bisa memahami sampai tahapan berkomunikasi satu dengan yang lain. Namun, biasanya di akhir usianya satu tahun si kecil mengalami sifat anti sosial. Tidak mau ditinggal sendiri, dan mengekspresikan dengan tangisannya yang keras, namun kembali tenang jika ibu sudah ada di dekatnya.
Lalu pada Tahun kedua si kecil. Seiring dengan kemampuan berdiri dan berjalannya, si kecil akan semakin aktif dan tertarik dengan segala sesuatu di sekitarnya. Disertai dengan kemampuannya belajar berbicara, si kecil mulai suka bersosialisasi. Bermain dengan teman-teman sebayanya, atau mengikuti gerombolan anak-anak lainnya di sekitar lingkungannya. Namun, diusia ini juga keegoisan si kecil mulai muncul, si kecil mulai sadar tentang barang yang dimilikinya. Si kecilpun tak ingin berbagi dan ingin semua dimilikinya. Ini merupakan tahapan normal, arahkan saja perkembangannya dengan baik, tunjukkan kehidupan berbagi dan coba terus mengarahkan ke arah positif.
Anak usia 3-4 tahun masih tetap suka bermain sendiri. Tetapi dia memilih lokasi yg masih berdekatan dengan anak lain, dalam tahap ini mereka akan semakin mendekati bentuk permainanyang memerlukan kerjasama, bahkan meskipun mereka memiliki sifat yg egosentris tetapi di masa ini seorang anak sudah mulai menginginkan mainan milik temannya sehingga secara tidak langsung mereka saling mendekati dan ingin main bersama.
Pada periode ini dimana terjadi perubahan yang cepat untuk kebanyakan anak. Mereka sibuk mempelajari keterampilan-keterampilan baru meraih tingkat kemandirian yang lebih tinggi. Anak-anak dalam masa inibelajar untuk mengendalikan dan mengarahkan perasaannya. Secara social, mereka sudah mampu untuk diajak bekerjasama dan menyesuaikan diri dengan orang dewasa, contohnya ketikamereka bermain bersama dalam kelompok mereka mampu memahami peraturan dengan lebih baik , bahkan terkadang menuntut teman lain untuk mematuhi peraturan tersebut.
Guru dan orang tua harusnya menyadari perasaan emosi mereka dan harus sensitif terhadap ungkapan anak-anak tersebut. Suatu hal yang sulit anak-anak ini adalah untuk menyesuaikan diri dengan langkah mereka sendiri. Contoh mereka akan berusaha keras untuk melakukan banyak hal sendirian, dan perkembangan anak juga bergantung pada pengaruh pola asuh dan hubungannya dengan ibu dan dan ayahnya. Hubungan hangat dapat diperkuat antara lain lewat berbagai aktivitas bersama dan tentu saja bermain. Berdasarkan penelitian, anak-anak yang sering bermain dengan orang tuanya dan terampil bergaul dengan teman-teman seusianya.
Orang tua yang hangat dan terampil bersosialisasi juga memiliki anak-anak yang suka tertawa dan mudah tersenyum. Sebagai orang tua, sebaiknya Anda menghindari sikap suka mengritik selama anak bermain, dan bersikaplah responsif terhadap gagasan yang diajukannya. Selain itu Ada baiknya sejak dini orang tua mengagendakan kesempatan bagi si kecil bersosialisasi. Dengan demikian bersosialisasi tak lagi barang baru bagi anak sehingga membuatnya takut.
Biasanya untuk batita (0 – 3 tahun) cukuplah dengan teman seusia di sekitar lingkungan rumah atau sepupunya. Di usiabalita(3 – 5tahun), tak ada salahnya Anda rutin mengajaknya bermain bersama anak sahabat Anda di rumah atau di rumah sahabat, misalnya dengan merancang semacam play date. Bisa juga Anda jadwalkan membawa anak di hari tertentu ke playground atau bermain dengan anak seusianya di sekitar rumah. Berbagai pengalaman positif berinteraksi dengan anak-anak seusianya mendorong anak bersosialisasi semakin sering.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H