Mohon tunggu...
Vini Alvionita
Vini Alvionita Mohon Tunggu... -

Mahasiswi universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Sedang belajar menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nasib Pembangunan di Pulau Komodo

4 Februari 2011   04:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12967942672109109003

[caption id="attachment_88916" align="aligncenter" width="640" caption="Pulau Komodo, NTT/Admin (thekomododiaries.wordpress.com)"][/caption] Siapa yang tidak kenal dengan pulau komodo?! Semenjak masuk menjadi finalis N7Wonders, pulau komodo kini banyak dikunjungi baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Sayangnya, jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke pulau komodo sangat jauh lebih sedikit dari wisatawan asing. Hal ini diakibatkan kurangnya promosi pariwisata pulau komodo di dalam negeri dan jaraknya yang sangat jauh memakan biaya yang tidak sedikit untuk bisa sampai ke tempat ini. Perjalanan ke pulau komodo dapat dilakukan melalui darat, laut atau udara. Bagi anda yang hobi berpetualang atau backpacker-an, sebaiknya anda mencoba jalur darat saja yang nantinya akan mengitari sebagian provinsi Nusa Tenggara. Pengalaman yang anda rasakan akan membuat diri anda lebih tegar dan sabar dalam menjalani hidup. Mengapa? karena waktu tempuhnya yang memakan waktu lama dan anda harus rela gonta-ganti alat transportasi dengan waktu yang tidak menentu. Nah, bagi anda yang tidak suka repot-repot, sebaiknya anda menggunakan jalur udara dari Bandara soetta-Bali- Labuan bajo dengan harga yang jauh lebih mahal. Mendengar kabar dari beberapa media bahwa komodo akan dicopot dari 27 finalis N7Wonders membuat hati saya tersentak. Jujur, saya sangat kaget mendengar berita tersebut. Berbagai pertanyaan terlintas dibenak saya "mengapa? kok bisa? apa ada yang salah?" dan setelah saya membaca keterangan lebih lanjut dari media, saya baru sadar ternyata untuk bisa menjadi salah satu finalis N7W membutuhkan biaya dan pengorbanan yang besar. Saya kembali teringat dengan perjalanan saya beberapa hari yang lalu ke pulau komodo. Saya dan beberapa teman saya melakukan 'ekspedisi' kecil-kecilan ke bagian Timur Indonesia tersebut. Jujur, saya adalah salah satu orang yang sangat mengagumi pesona dan keindahan alam Indonesia Timur yang menyimpan sejuta pesona alam, tradisi dan budaya yang masih sangat alami dan jauh dari sentuhan peradaban modernisasi. Sayangnya, keindahan alam tersebut sangat jauh dari kata 'indah dan pantas' bila dilihat dari segi pembangunan daerah dan pengelolaan yang dilakukan dengan setengah hati. Akibatnya, bila kita hendak berkunjung ke tempat-tempat wisata, pungli dan biaya-biaya lain serta banyaknya aksi penipuan yang dilakukan oleh berbagai kalangan membuat sebagian besar rakyat Indonesia memilih untuk berlibur ke luar negeri yang tentunya memakan biaya sangat besar tetapi memberikan rasa aman, nyaman dan bebas dari biaya-biaya terselubung. Perjalanan saya ke pulau komodo di mulai pada tanggal 20 Januari 2011. Saya dan seorang teman saya berangkat dari Bandung menuju Jogja naik kereta. Di Jogja, kami bertemu dengan teman-teman lain yang akan melakukan perjalanan yang sama dengan kami. Jadilah kami bersepuluh dan memulai perjalanan kami menggunakan kereta-bus/bis-ferry. Perjalanan yang sangat panjang dan lama membuat saya menyadari betapa besarnya indonesia dan tidak akan pernah berhasil saya datangi satu-persatu. Hampir separuh Indonesia Timur berhasil kami jelajahi dan hal tersebut merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya. Setelah memakan waktu selama 69jam, kamipun sampai di labuan bajo, salah satu pulau berpenghuni yang ada di kepulauan komodo. Di sini saya melihat pembangunan bukanlah menjadi prioritas utama pemerintah. Terbukti dengan mahalnya harga barang-barang kebutuhan pokok yang diakibatkan jalur distribusi barang yang kacau, ditambah lagi, pulau tersebut letaknya sangat jauh dari mana-mana. Bila dikaji lebih jauh lagi, pariwisata di pulau komodo cukup menghasilkan dana yang sangat besar jumlahnya. Tetapi, mengapa kehidupan rakyatnya biasa-biasa saja? Maksud saya, dengan jumlah pendapatan daerah dari sektor pariwisata saja bisa dipastikan bahwa dana tersebut dapat digunakan untuk membangun daerah tersebut agar tidak tertinggal seperti banyak pulau di Indonesia. Paling tidak, pemerintah dapat mengatur jalur distribusi barang yang lebih terstruktur, teratur dan lebih cepat dari sebelumnya, sehingga harga barang-barang kebutuhan pokok tidak melambung tinggi. Apalagi di tengah kondisi cuaca ekstrim saat ini dapat dipastikan banyak kapal yang tidak berlayar dan membuat pasokan bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya menumpuk bahkan terbuang di pelabuhan. Selain itu, pendidikan merupakan permasalahan utama di wilayah ini. Banyak anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi karena masalah ekonomi dan letak perguruan tinggi yang lebih banyak tersebar di pulau jawa. Hanya sebagian orang yang dapat menikmati pendidikan hingga perguruan tinggi dan pada akhirnya tidak ingin kembali lagi karena sadar bahwa dia tidak akan bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik bila ia kembali ke daerahnya. Sehingga impian untuk dapat memajukan Pulau Komodo sangat jauh dari harapan masyarakat. Tidak hanya masalah pembangunan, pendidikan dan kemiskinan yang menjadi fokus perhatian saya di pulau komodo. Salah seorang bapak bahkan mengatakan bahwa MEREKA BELUM MERDEKA! entah apa maksud perkataannya tersebut. Tapi setelah saya pikir-pikir, mungkin ucapannya itu berkaitan dengan nasib mereka yang jauh tertinggal dari pembangunan dan segala akses yang bisa kita dapatkan bila kita tinggal di pulau jawa. Saya tersentak dan tidak bisa berkata apa-apa. Mungkin itulah ungkapan hatinya yang terdalam yang merasa tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah. Birokrasi negeri ini yang sangat berantakan memberikan dampak yang sangat signifikan bagi kehidupan mereka. Dan bisa saja maksud perkataannya tersebut berisi pesan agar kelak bila kami berhasil dan duduk dipemerintahan, hendaknya kami lebih memerhatikan masalah-masalah kemiskinan, pendidikan, dan pembangunan, dll, yang menjadi akar permasalahan di negeri ini, selain itu agar kami kembali lagi ke pulau komodo dan bisa membawa perubahan yang sangat berarti bagi kehidupan mereka di pulau tersebut.- Sekian Semoga Tulisan ini bermanfaat dan menjadi pelajaran yang sangat berarti untuk kemajuan Indonesia  sekarang dan di masa yang akan datang. Terima kasih-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun