Mohon tunggu...
Vini Rahmawati
Vini Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Saya berkompetensi dalam bidang keilmuan, menulis, podscast, seni, media social dan hiburan, film, videografi, dan editing video

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inilah Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

3 Juni 2023   14:10 Diperbarui: 3 Juni 2023   14:11 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: GuruBelajar.ID

Pendidikan kini mengalami perkembangan pesat seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Oleh sebab itu, kurikulum adalah salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan, terutama di Indonesia ini. Hal ini bahwa rancangan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum di berbagai jenjang perlu diselaraskan dengan perkembangan yang ada. Perlu diketahui bahwa kurikulum di Indonesia mengalami perkembangan dari masa ke masa, mulai dari rentjana pelajaran 1947, rentjana pelajaran terurai 1952, rentjana pendidikan 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada tahun 2006, kurikulum 2013, dan kini kurikulum merdeka.

Kurikulum merdeka hadir menjawab persoalan pendidikan Indonesia, terutama dalam memberikan keleluasaan kepada pendidik dalam menciptakan pembelajaran berkualitas, sesuai kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik (kemdikbud, 2023). Adapun karakteristik kurikulum merdak yaitu pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada materi esensial, dan pembelajaran yang fleksibel.

Hal menarik dalam penerapan kurikulum merdeka ini adalah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi sendiri adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar individu setiap peserta didik (Tomlinson, 2001). Tujuan pembelajaran berdiferensiasi adalah memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, mampu memaksimalkan pembelajaran, mampu meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran, memfokuskan peserta didik dalam belajar, meningkatkan self management skill peserta didik, dan meningkatkan kompetensi di berbagai bidang peserta didik. Ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip, dilakukan evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik, dilakukan pengelompokkan peserta didik, dan peserta didik aktif bereksplorasi (Tomlinson, 2001). Sedangkan ada 3 cara melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik yaitu kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik.

Melihat berbagai keberagaman dan perbedaan masing-masing peserta didik mulai dari latar belakang, politik, budaya, lingkungan, ekonomi, sosial, dan lainnya inilah, maka diperlukan pembelajaran berdiferensiasi. Sejatinya bahwa masing-masing kebutuhan peserta didik harus dipenuhi dan guru serta berbagai elemen pendukung perlu melakukan pembelajaran berdiferensiasi guna mensukseskan proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun