Mohon tunggu...
Moh vindyprasetyo
Moh vindyprasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - Vindy utomo

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Reyog Tempo Dulu Melalui Grub Reyog Sepuh

7 Agustus 2023   01:02 Diperbarui: 7 Agustus 2023   01:26 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan film dokumenter Format Lama (sumber: Swa Suara)

jika mendengar nama Ponorogo, maka yang pertama kali melintas di pikiran kita adalah kesenian Reyog Ponorogo. Reyog merupakan kesenian khas Kab Ponorogo, terdapat beberapa tokoh atau karakter dalam kesenian Reyog yaitu Warok, Jathil, Bujang Ganong, Klono Sewandono, dan Singo Barong. Seiring berkembangnya jaman, Reyog Ponorogo telah mengalami banyak sekali perubahan salah satunya pada penari Jathil. Jika sekarang ini tokoh atau karakter Jathil diperankan oleh penari perempuan, dahulu sebelum tahun 90-an tokoh atau karakter Jathil ini di perankan oleh penari laki-laki biasa disebut dengan Jathil lanang. Setelah tahun 90an lambat laun eksistensi penari Jathil laki-laki semakin berkurang drastis, tetapi masih ada beberapa grub yang masih menggunakan penari Jathil lanang salah satunya adalah Grub Reyog Sepuh Desa Bedingin.

Mbah Sampan saat berlatih bersama Grub Reyog Sepuh (foto: Dokumen Pribadi)
Mbah Sampan saat berlatih bersama Grub Reyog Sepuh (foto: Dokumen Pribadi)

Alasan Grub Reyog Sepuh masih menggunakan Jathil laki-laki adalah untuk melestarikan dan memperkenalkan kepada generasi muda Reyog bentuk lama. Mbah Sampan salah satu penari Jathil lanang dari Grub Reyog Sepuh mengaku telah menjadi penari Jathil laki-laki sejak tahun 70an. Ketertarikannya bermula pada saat Mbah Sampan melihat pertunjukkan Reyog untuk pertama kalinya. Mbah Sampan merasa tertarik untuk belajar lebih lanjut mengenai kesenian Reyog Ponorogo. Hingga kemudian Mbah Sampan ditawari oleh salah satu anggota grub Reyog Sepuh untuk bergabung menjadi penari Jathil Lanang. Darisitulah Mbah Sampan mulai menjadi penari Jathil Lanang.  Selain Mbah Sampan ada juga Andi Pranata yang sampai sekarang juga masih aktif menari Jathil. Andi, sapaan akrabnya, telah menjadi penari Jathil sejak tahun 2014. Sama dengan Mbah Sampan, ketertarikan Andi dalam kesenian Reyog Ponorogo berawal saat pertama kali melihat pertunjukkan Reyog Ponorogo. Namun berbeda dengan Sampan, pada saat Andi pertama kali melihat pertunjukkan Reyog karakter Jathil sudah ditarikan oleh penari perempuan. Meskipun Jathil sudah ditarikan oleh penari perempuan, namun Andi justru tertarik dan merasa nyaman menari Jathil Lanang.

Andi menjelaskan bahwa banyak perbedaan antara Jathil laki-laki dengan Jathil perempuan seperti pada gerak tarian, irama musik, dan urutan sajian. Hal senada juga diungkapkan oleh Mbah Sampan bahwa Jathil laki-laki dengan Jathil perempuan memiliki banyak perbedaan, baik itu pada gerak tari atau musik. Dengan adanya Grub Reyog Sepuh ini diharapkan agar Reyog bentuk lama dengan penari Jathil laki-laki ini tetap ada dan bisa memberikan edukasi tentang sejarah perjalanan seni Reyog kepada generasi muda.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun