Mohon tunggu...
Vindi Afrilia
Vindi Afrilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Saya Mahasiswa Universitas Negeri Malang yang sedang belajar jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Atletik

Hobi Mahasiswa UM Erika Putri Jatmiko Berbuah Mendali Emas di Kejuaraan Karate Direktur XII Polije

15 September 2024   13:17 Diperbarui: 15 September 2024   13:29 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atletik. Sumber ilustrasi: PEXELS/Andrea Piacquadio

Erika Putri Jatmiko, mahasiswa angkatan 2022 dari Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR) Universitas Negeri Malang (UM), memancarkan sinar keemasan dari hobi yang ia miliki. Dalam ajang tahunan Open Karate Championship Direktur Cup XII Politeknik Negeri Jember (Polije), yang berlangsung pada 7-8 September 2024 di Politeknik Negeri Jember. Erika berhasil mengukir namanya dengan hobi karate yang sejak lama digeluti dan menjadi panggung utama dari pencapaian gemilang yang ia raih.

"Dapat dua medali emas, itu satunya di kelas komite perorangan yang satunya beregu," ungkap Erika. Kejuaraan nasional, yang diikuti oleh atlet-atlet dari berbagai daerah, menyaksikan bagaimana hobi yang ditekuni dengan sungguh-sungguh dapat membawa seseorang menuju performa terbaiknya.

Meraih prestasi dari hobi bukanlah perjalanan yang singkat atau mudah. Waktu dan tenaga adalah harga yang dibayar Erika untuk mencapai pencapaian ini. Sejak kelas 8, Erika memulai perjalanan di dunia karate, terinspirasi oleh adiknya yang terlebih dahulu menapaki jalan yang sama. Dukungan dari guru olahraga di masa lalu juga turut memberikan motivasi dan dorongan yang sangat berarti bagi Erika.

Dalam perjalanan seorang atlet, kejenuhan seringkali menjadi bayangan gelap meskipun olahraga yang digeluti adalah sebuah hobi. Erika mengakui bahwa tantangan terbesar adalah menghadapi rasa jenuh yang muncul dari rutinitas yang telah menjadi bagian dari hidupnya. "Dengan perjalanan sepanjang itu di bidang yang sama tantangan yang paling susah itu menurut aku kejenuhan seorang atlet" tutur Erika.

Untuk mengatasi rasa jenuh, Erika menerapkan strategi bijaksana dengan menetapkan target baru untuk setiap pertandingan. Ia menjelaskan bahwa meskipun telah meraih kemenangan dalam kejuaraan tersebut, rasa jenuh sering kali muncul di tengah perjalanan. Oleh karena itu, Erika berkomitmen untuk menjadikan setiap pertandingan berikutnya sebagai target baru. Dengan pendekatan ini, Erika berhasil menemukan kembali semangat dan motivasi yang diperlukan untuk terus melangkah. Strategi tersebut membantunya menjaga api motivasi tetap menyala, menjadikan setiap tantangan baru sebagai peluang untuk melanjutkan perjuangan dan meraih prestasi yang lebih tinggi.

Motivasi ibarat pesawat terbang yang memerlukan pilot terampil untuk bisa lepas landas. Tanpa perencanaan yang tepat, pesawat tersebut tidak akan pernah mencapai ketinggian yang diinginkan. Sebagai mahasiswa sekaligus atlet untuk menjaga keseimbangan antara kuliah dan latihan bukanlah hal yang mudah. Di tengah semester yang padat, Erika menghadapi tantangan besar dalam menjaga konsistensi latihannya. "Awal-awal perkulian memang susah banget sih, karena sempat sampai nggak pernah latihan sama sekali. Kemarin juga sempat vakum juga karena mungkin semester 3-4 itu kan lagi full-fullnya mata kuliah" ungkap Erika.

Namun, Erika tidak membiarkan tantangan tersebut menghalangi komitmennya. Ia mulai merencanakan jadwal latihannya sendiri dengan cermat dan memanfaatkan setiap kesempatan di waktu senggangnya untuk tetap berlatih. Erika menjelaskan bahwa ia berusaha untuk tetap berlatih di setiap waktu luang yang ada. Untuk latihan teknik, ia menyisihkan waktu di luar rutinitas padatnya, sementara latihan fisik dan penguatan otot sering kali dilakukan saat sebelum tidur atau setelah bangun tidur. Dengan pendekatan ini, Erika menunjukkan betapa pentingnya perencanaan dan motivasi untuk mencapai tujuan yang dimiliki.

Sebagai penutup, Erika menegaskan bahwa setiap perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan akan mendapat bayaran yang setimpal. Keberhasilan dalam ajang Poli J Open Championship Director Cup ke-12 ini menjadi bukti nyata bahwa tekad dan semangatnya tidak berakhir sia-sia.

Meskipun batas usia untuk mengikuti kejuaraan berjenjang di karate adalah 23 tahun, Erika menyatakan bahwa ia masih memiliki banyak impian dan rencana untuk masa depan. Dengan mengejar cita-citanya untuk menjadi guru olahraga, ia juga berharap bisa terus berkontribusi dalam dunia olahraga dengan mengikuti pertandingan non-berjenjang di masa depan.

Erika juga memberikan nasihat berharga bagi mereka yang berusaha mengejar hobi dan prestasi mereka. Ia menekankan pentingnya menjaga mindset positif dan tidak membiarkan pikiran negatif menghalangi langkah. Menurutnya, " Jangan takut untuk melangkah, untuk melakukan sesuatu yang mau kamu coba. Ambil positifnya aja, karena pasti di setiap langkah yang kamu ambil, atau keputusan yang kamu ambil pasti ada manfaatnya". Dengan tekad dan semangat yang terus membara, setiap individu dapat meraih prestasi dan mencapai tujuan yang diimpikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun