Geography Study Club (GSC ) Fakultas Geografi UGM, hari ini (22/2) melakukan kunjungan ke basecamp Komunitas Untuk Jogja ( KUJ ) yang tertetak di Jalan Srigunting 19, Demangan, Yogyakarta. Adapun tujuan dari kunjungan ini yaitu membina anggota-anggota GSC dalam melakukan perannya sebagai geograf ketika berada di masyarakat untuk menjalankan tri dharma perguruan tinggi.
Kegiatan awal dimulai dengan berkumpulnya anggota GSC di sekretariat GSC Fakultas Geografi UGM. Dilanjutkan dengan arahan oleh ketua GSC, yaitu mbak Ratri. Lalu para anggota GSC bergerak melakukan perjalanan bersama menuju basecamp KUJ. Setelah berada di basecamp KUJ, kami disambut hangat oleh bapak Fadjar Basuki yang merupakan pencetus berdirinya KUJ ini. Kegiatan selanjutnya yaitu pengenalan KUJ dan sharing tentang program-progam yang dilakukan oleh KUJ.
KUJ ini merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang penanganan sampah. Meskipun baru dua bulan dibentuk, KUJ sendiri telah melakukan banyak hal yang bermanfaat, salah satu contohnya yaitu melakukan daur ulang sampah plastik menjadi barang yang berguna yang dibimbing oleh ibu Sulastri Indaryani atau yang biasa disebut bunda sampah. Beberapa produk telah dihasilkan dari kegiatan ini diantaranya tas, dompet, tempat laptop, dan masih banyak lagi.
Bapak Fadjar menjelaskan tiga ketentuan yang dijalankan oleh KUJ yaitu, dilarang membakar sampah, membagi sampah menjadi dua, dan membuat lubang sampah. Dalam kehidupan kita sehari- hari tentu saja banyak kita temui sampah hampir disetiap tempat. Sebagian besar orang salah dalam melakukan pengelolaan sampah dengan cara membakarnya. Padahal sampah masih bisa diubah menjadi barang yang bernilai guna dengan pengelolaan yang baik. Pembagian sampah menjadi dua tipe yaitu organik dan plastik juga penting dilakukan untuk memudahkan dalam mendaur ulang sampah tersebut. Sampah organik yang berupa dedaunan dan sampah dapur dapat didaur ulang dengan cara mengumpulkan sampah tersebut kedalam lubang sampah dengan ukuran 1 x 1 m lalu pada bagian atas ditutup oleh tanah dengan ketebalan kira-kira 5cm untuk mencegah dan memutus siklus hidup hama penyakit. Sedangkan untuk sampah plastik, selain didaur ulang menjadi beberapa barang yang telah disebutkan diatas, sampah plastik juga digunakan sebagai pengganti polly bag.
Kegiatan diatas memberikan informasi yang bermanfaat bagi anggota GSC agar mampu menagani secara bijak masalah sampah yang ada di lingkungan sekitar. Dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk bertindak, selanjutnya mampu memberikan contoh bagi masyarakat di kemudian hari. Satu pesan penting yang perlu kita ingat dari bapak Fadjar,“Sampah itu jangan hanya dipindahkan, tapi diselesaikan”. (vi) Vinda Indriastuti (media/GSC)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H