Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - A person who loves to write and inspire others

I love to live a life that full with logic. I love to write for inspiring you and helps you escape this mystical night ride

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Rahasia Sulitnya Sains

22 Maret 2022   23:07 Diperbarui: 22 Maret 2022   23:08 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sains, dalam hal ini adalah ilmu alam, adalah salah satu hal di dunia ini yang dinilai sulit untuk dipahami ataupun dipelajari. Padahalhal-hal yang ada di sekitar kita, kemungkinan besar dibuat dengan prinsip sains. Begitupun dengan alam semesta ini yang berjalan dengan prinsip saintifik.

Akan tetapi, ada beberapa rahasia dari sulitnya sains yang jarang orang ketahui. Mengetahui rahasia sulitnya sains, berarti membuka kunci kita dari belenggu kesulitan sains tersebut. 

1. Sains menjadi sulit karena sifatnya yang begitu abstrak

Salah satu sifat sains ini jarang sekali disadari. Bahkan, banyak orang yang sudah bertahun-tahun bergelut di bidang sains pun, masih merasakan kesulitan karena salah satu sifat sains ini. 

Sains bersifat sangat abstrak. Jelas, karena sebenarnya dunia kita ini tidak selalu berpola. Banyak hal-hal yang sifatnya hanya berupa konseptual-matematis, yang tidak bisa kita bayangkan bagaimana kejadian aslinya. Padahal hal-hal ini bersifat amat sangat fundamental dan penting untuk memahami bagian-bagian yang jauh lebih kompleks daripada sains.

Untuk mengatasi hal ini, beberapa ilmuwan melakukan plotting sehingga fenomena matematis yang dirumuskan dapat terekam dengan lebih jelas. Ataupun, dalam beberapa kasus, dapat dilakukan analogi untuk mempermudah pemahaman akan hal-hal yang terlampau abstrak.

2. Sains adalah ilmu yang bertahap dan memerlukan kemauan untuk memahami

Tidaklah mungkin anak SD kita beritahu tentang fenomena kuantum tanpa memahami fenomena-fenomena seperti kinekmatika, elektromagnetik, dan termodinamika. Hal ini juga berlaku untuk kita semua, tanpa terkecuali. Sains menjadi sulit, ketika pemahaman kita akan fenomena-fenomena sebelumnya terlewat dan kita tidak memiliki kemauan atau waktu untuk memahami seluk beluk fenomena yang ada.

Sains sendiri terlahir bagaikan pecahan-pecahan puzzle yang disusun oleh para ilmuwan menjadi sebuah peta maha besar. Untuk memahami gambaran besar dari peta tersebut, tentu kita harus memahami hubungan antar puzzle yang ada. Dan inilah kunci untuk mengalahkan kesulitan sains, yaitu dengan mempelajarinya secara bertahap. 

3. Kejadian sains, seringkali bersifat kontra-intuitif

Apa yang akan terjadi jikalau kita mendekatkan 2 buah atom dengan 2 buah muatan berbeda. Pastinya secara intuitif, kita akan berpikir bahwa mereka akan tarik-menarik dengan menggunakan fenomena elektromagnetisme. Akan tetapi, pada kenyataannya, selalu terdapat gaya yang bersifat repulsif atau tolak menolak meskipun dalam skala yang teramat kecil. 

Hal-hal yang sifatnya kontra-intuitif seperti ini seringkali terjadi dalam sains. Sehingga, bagi orang yang tertarik mempelajari fenomena-fenomena saintifik, akan sering sekali mengerenyitkan dahi. "Kok begitu sih?" "Kok bisa sih?"

Hal-hal yang bersifat kontra-intuitif seperti ini, seringkali membutuhkan percobaan secara langsung. Karena, jikalau hanya dengan membaca, seringkali otak kita tidak bisa menerima informasi tersebut secara mentah-mentah karena terhalang oleh perspesi. Sehingga, percobaan dan perhitungan secara langsung adalah kunci untuk mengatasi kesulitan sains semacam ini.

EPILOG

Setidaknya itulah 3 permasalahan utama yang membuat sains menjadi sulit untuk dipelajari. Cukup menantang, memang. Akan tetapi, sekali kita mengetahui cara mengatasinya, sains akan menjadi alat kita untuk menilai dan mengenal dunia secara lebih mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun