Mohon tunggu...
Vincentius Nayottama
Vincentius Nayottama Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa Kolese Kanisius

Halo, selamat datang di halaman Kompasnia saya, saya merupakan siswa SMA saat sedang menulis ini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kanisian Kelas 12 Bertanya "Apa Sih Spesialnya SMA Swasta?"

17 September 2024   20:00 Diperbarui: 17 September 2024   20:13 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekolah swasta SMA di Indonesia tentu memiliki reputasi, bisa reputasi yang baik ataupun reputasi yang buruk. Tentu, reputasi ini sebenarnya tergantung dari mata seorang individu, maka cukup subjektif. Tetapi, bisa dibilang bahwa SMA Swasta di Indonesia bisa dibilang cukup populer dan cukup menonjol, apalagi sekolah-sekolah swasta di Jakarta. Reputasinya dengan alumni yang terkenal, budgetnya yang cukup tinggi, dan ada unsur-unsur internasionalnya, membuat sekolah swasta, apalagi sekolah kolese, banyak peminatnya, apalagi dari kalangan orang yang cukup kaya. Pendidikan sebuah sekolah kolese swasta bisa dibilang lebih menonjol daripada sekolah secara umumnya. Yang mengkoordinir adalah sebuah agama pula, lebih tepatnya agama Katolik, dan lebih spesifiknya lagi adalah para Jesuit lah yang mengelolanya. Reputasinya dikenal dengan slogan-slogan 4C1L, nilai-nilai Ignatian, dan masih banyak lagi, membuat kolese-kolese ini dipandang dengan reputasi yang cukup baik. Saya sendiri juga memandangnya begitu, melihat CC yang begitu megah dan menekankan Kekatolikan, saya sangat senang bisa diterima di CC pada saat itu.

Saya dulu SMP nya non-CC, bahkan non-Jakarta, maka saya juga melihat Jakarta sebagai tantangan yang baru, karena nanti untuk 3 tahun saya sebagai remaja akan saya habiskan di Jakarta, beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang yang berbeda. Lingkungan Jakarta sangat berbeda dengan lingkungan masa kecil saya hingga masa SMP saya. Jakarta adalah sebuah "Concrete Jungle", yang akhirnya pun saya bisa takluki, meskipun belum juga sepenuhnya. 

CC sendiri pun menyeramkan saat pertama kali saya beranjak di kelas 10-8, saya tidak mengenal siapa-siapa di Jakarta sama sekali, maka tahun pertama saya di CC cukup canggung dan saya jujur, tidak belajar banyak pada saat ini, tetapi saya berpengalaman banyak. Saya buat teman-teman, tapi mereka terasa sementara dan sekedar formalitas, sungguh di kelas 10 saya tidak mempunyai sahabat dekat, sedangkan saya lihat semua anak di CC memilikinya. Saya juga sejak di CC dulu justru merasa lebih terasingkan dari Tuhan, lebih khawatir dengan hidup saya yang berumur 15 ini, karena selain sekolah, rumah saya jauh dan saya pun pulang pergi menggunakan KRL sejam pada saat ini. Saya takut berteman dengan orang lain, juga karena takut capek dan tidak sempat kegiatan saya rasa pas kelas 10.

CC menyediakan banyak kegiatan untuk mendistraksi seorang siswa dari segala hal yang berhubungan ranah akademik, bahkan ada yang bilang kebanyakan, terkadang saya pun bilang itu, tetapi memang tanpa kegiatan tersebut, kita semua bisa gila disini. Saya bisa mulai beradaptasi di kelas 11 karena 4 hal utama, saya tinggal lebih dekat dengan CC, saya mulai membuat sahabat, seringkali mengikuti kepanitiaan CC, dan karena penjurusan pada kelas 11. Nilai-nilai yang sekarang rata-rata stabil ini membuat saya lebih menikmati segala dinamika di CC. Saya pun mengikuti kegiatan-kegiatan di CC, yang paling saya kenang adalah CCCup. 

CCCup dari luar merupakan sebuah ajang perlombaan antar sekolah di CC, tapi bagi seorang Kanisian, saya rasa CCCup adalah waktunya berdinamika dengan sesama dan menikmati diri. Di CCCup meskipun kita semua tidak mengikuti lombanya, kita semua menjadi panitia pengurus CCCup ini. Dalam kegiatan berpanitia, rasanya seperti bebas mau melakukan apa saja yang diinginkan di lingkungan CC. Di masa kelas 11, saya menemukan sahabat-sahabat saya dan saya pun berkerja sama dengan teman-teman tersebut. Jujur, karena persahabatan yang saya bangun di CCCup ini, saya mengapresiasi CC ini yang memberikan kesempatan siswanya untuk sedikit bebas dan istilahnya berkeliaran dengan teman-temannya di lingkungan persekolahan. 

Kegiatan-kegiatan di sekolah swasta inilah yang membuat sebuah sekolah swasta "worth it". CC yang seringkali memang menjengkelkan, tetap melakukan beberapa hal ini melalui hal orang dalam. Biasanya ada anak-anak yang bisa memasuki posisi-posisi yang cukup kuat di CC karena dikenal oleh temannya ataupun, rumornya karena orang tuanya memberikan CC "bantuan finansial yang lebih", intinya banyak sistem ordal. Ya meskipun begitu, tetap seru bagi orang awam seperti saya ikut serta dalam kegiatan-kegiatan CC, meskipun hanya menjadi sekedar anggota. Jika nantinya pembaca ingin masuk SMA Swasta, tolonglah, ikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah itu, tidak harus semuanya. Kegiatan-kegiatan inilah yang membuat sebuah SMA menonjol dan menurut saya menunjukkan kualitasnya. Secara tidak langsung, kesusahan yang diberikan CC ini, yaitu bagaimana Kanisian harus menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan hidup akademik ini yang membangun karakter seorang Kanisian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun