Di tengah masyarakat kita sekarang ini sering bahkan mungkin terlalu sering kita mendengar keluhan, "Jaman sekarang ini cari duit susah. Dagang susah, jualan ngga laku, apa-apa susah!" Rasanya ini sudah menjadi nyanyian yang mudah kita dapatkan di berbagai tempat di bumi tempat kita berpijak ini. Terutama di lingkungan masyarakat menengah bawah.
Belum lagi lirik  yang semakin hari semakin viral di kalangan para pekerja seperti misalnya;Â
"Kerja udah puluhan tahun gaji ngga naik-naik."
"Gaji jauh di bawah UMR, gimana mau kerja loyal?"
"Upah harian hanya cukup buat makan sendiri."
"Boro-boro nabung, buat makan harian aja kurang!"
"Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin."
"Dulu dagang enak, ngga banyak saingan."
Dan masih banyak lagi kalimat senada yang karena antriannya terlalu panjang tidak bisa dicantumkan semuanya di sini. Semua mengarah kepada satu kesepakatan, "jaman sekarang mencari uang itu susah." Muncul pertanyaan, "benarkah demikian? Benarkah mencari uang itu susah?"
Karena jika benar, seharusnya tidak akan banyak orang yang memilikinya. Namun pada kenyataannya kita bisa lihat sebagai contoh; mobil-mobil terbaru selalu laku keras bahkan harus membayar inden, toko handphone dan supermall penuh sesak, marketplace omzet hariannya mencapai triliunan rupiah. Bukankah ini menunjukkan banyak orang memiliki uang, artinya kita bisa menganggap para pembeli di toko handphone, supermall, dan marketplace mudah mencari uang?