Mohon tunggu...
Dimas Sanubari
Dimas Sanubari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kampus Ungu Semarang

Suka merenung tapi bukan filsuf.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Ketika Kita Terus Menghadapi Kecemasan

3 April 2022   15:33 Diperbarui: 8 April 2022   14:45 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber foto: https://malang-post.com/
Sumber foto: https://malang-post.com/

Sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam menangani kecemasan. Akan tetapi, berbagai negara telah melakukan penelitian bahwa Acceptance and Commitment Therapy (ACT) merupakan cara yang cukup efektif dalam upaya penurunan kecemasan. 

Metode cara tersebut pertama kali dikembangkan oleh psikolog klinis Amerika yakni Steven Hayes dan kedua rekannya Kelly Wilson dan Krik Strosal. 

Hasil penelitian yang mereka tempuh menunjukkan bahwa ACT mampu membantu individu dengan beragam pokok permasalahan, seperti gangguan kecemasan, depresi, gangguan zat adiktif, dan gangguan stres pasca trauma.

Dalam penelitian Hayes et al. (2006) menjelaskan bahwa ACT meningkatkan fleksibilitas psikologis yaitu kemampuan untuk melakukan kontak dengan masa kini secara totalitas dan sadar sebagai makhluk hidup serta mampu berperilaku sesuai dengan nilai hidup yang dianutnya.

Terdapat beberapa tahap untuk menunjang kemantapan ACT itu sendiri, yakni dengan penerimaan (acceptance), pemikiran untuk berubah (cognitive difusion), menyadari akan hidup di masa sekarang (mindfullness), memperhatikan diri sendiri (observing self), menetapkan nilai (values), dan memutuskan tujuan ke depannya (commitment).

Acceptance

Tahap ini diminta untuk menerima keadaan yang sudah terjadi tanpa mencoba menghindar dari keadaan tersebut. Sebab menghindar dari keadaan, sesungguhnya akan mengakibatkan hal tidak mengenakkan pada sisi psikologi kita sendiri. 

Maka yang perlu dilakukan adalah menerima dan mengidentifikasi pikiran negatif itu kemudian mengubah pikiran tersebut menjadi yang lebih realistis.

Cognitive Difusion

Tahap ini merujuk pada cara kita mengubah proses interaksi dengan pikiran kita sendiri. Di mana fase ini nantinya kita akan melepaskan, memisahkan, atau menjauhkan diri dari pikiran dan emosi. Sehingga kelak kita dapat mengambil tindakan secara efektif tanpa terbayang pengalaman batin yang kelam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun