Mohon tunggu...
Vincentius Andi Prathista
Vincentius Andi Prathista Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

lagi gap year

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Parafrasa Puisi Kangen-WS. Rendra

9 November 2022   11:21 Diperbarui: 9 November 2022   11:35 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari puisi ciptaan WS. Rendra yang berjudul "Kangen" , saya melihat banyak sekali ekspresi yang menyatakan keterpurukan dan siksaan dalam puisi ini. Dalam baris pertama tertulis, "kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku". Dari baris bertama dapat kita maknai bahwa si "aku" merasa kesepian karena ditinggalkan oleh seseorang yang berharga baginya (si "kau"). Dari kata-kata "kau tak akan mengerti", kita dapat memahami suatu pernyataan yang ditegaskan bahwa orang yang berharga itu ( si "kau") itu meninggkalkan si "aku" dengan tanpa tekanan akan rindu atau pernyataan tentang pemikiran si "aku" yang berisi tentang imajinasi bahwa si "kau" ini meninggalkan si "aku" tanpa ada perasaan tertekan. Dalam baris pertama juga tertulis,  "bagaimana kesepianku". Dari yang tertulis itu, kita dapat memahami bahwa si "aku" merasa kesepian karena ditinggalkan oleh si "kau". Kesimpulan yang dapat diambil dari baris pertama adalah terdapat dua karakter yang dapat kita sebut sebagai sosok si "aku" sebagai sudut pandang utama dan si "kau" sebagai sosok orang kedua yang disebutkan oleh orang pertama atau sudut pandang utama. Sosok si "aku" mengalami sebuah keterpurukan berupa perasaan sepi dan perasaan tak dipedulikan yang ia rasakan karena ditinggalkan oleh sosok si "kau". karena perasaan sepi yang menghantamnya begitu keras, ia merasa rindu pada sosok si "kau". Setelah sosok si "aku" ini sudah berada pada puncak kerinduan, ia merasa kesal, mengeluh, lelah. Pada akhirnya, ia protes kepada sosok si "kau" yang tak kunjung kembali dengan melontarkan pernyataan "kau tak akan mengerti".

Dalam bait kedua tertulis, "menghadapi kemerdekaan tanpa cinta".  Dalam kata pertama yaitu, "menghadapi", kita dapat memahami bahwa si "aku" sedang dalam suatu situasi dan kondisi. dalam 3 kata terakhir yaitu, "kemerdekaan tanpa cinta" yang dapat kita pahami sebagai situasi dan kondisi yang ia hadapi. Dari bait kedua dapat kita simpulkan bahwa setelah si "aku" ditinggalkan oleh si "kau", si "aku" menjalani hidup dalam kebebasan, tetapi ia merasa kurang dan kesepian dalam kehidupan yang bebas itu karena ketiadaannya sosok si "kau" dalam kehidupannya. Dan dalam bait kedua ini juga berisi penjelasan tentang kehidupan si "aku" setelah ditinggalkan oleh si "kau".

 dalam bait ketiga tertulis, "kau tak akan mengerti segala lukaku". Dalam baris ini, si "aku kembali protes pada si "kau" dengan pernyataan "kau tak akan mengerti". dalam baris ini juga tertulis, " segala lukaku" yang dapat kita maknai bahwa sosok si "aku merasa tersiksa akan perasaan rindu yang menghantamnya setiap waktu. dari bait ketiga ini dapat kita simpulkan bahwa si "aku" tidak dipedulikan oleh si "kau" yang telah meninggalkannya

Dalam baris keempat tertulis, "karna cinta telah sembunyikan pisaunya". Dalam baris ini, si "aku" seperti memberi sebuah penegasan dari baris ketiga. Si "aku" memberikan sebuah penjelasan kenapa peraaan rindu si "aku" tidak bisa sampai pada si "kau" karena si "aku" tidak memberikan pengakuan pada si "kau" bahwa si "aku" mencintainya.

Dalam baris kelima tertulis, "membayangkan wajahmu adalah siksa". Dalam baris ini, si "aku" seakan ingin mencoba melupakan si "kau" karena ingin terbebas dari bayang-bayang sosok si "kau" yang telah meninggalkannya. Meski telah mencoba, si "aku" seperti seseorang yang gagal untuk melupakan si "aku", sehingga ia terus terngiang akan sosok si "kau".

Sumber : https://jateng.tribunnews.com/2020/07/27/puisi-kangen-ws-rendra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun